Soal Balap Liar di Kegubernuran Kalsel, Simak Komentar Warga Sekitar

Terlepas dari tragedi yang menyebabkan MAA (24) meninggal dunia, sudah cukup lama warga di sekitar Kegubernuran Kalimantan Selatan mengeluhkan balap liar

Jalan Dharma Praja di Kegubernuran Kalsel yang kerap menjadi lokasi balap liar. Foto diambil ketika jalan dalam kondisi lengang, Selasa (14/3) siang. Foto: apahabar.com/Hasan

apahabar.com, BANJARBARU - Terlepas dari tragedi yang menyebabkan MAA (24) meninggal dunia, sudah cukup lama warga di sekitar Kegubernuran Kalimantan Selatan mengeluhkan balap liar di kawasan tersebut.

Kematian MAA menjadi pusat perhatian, karena terjadi setelah mendorong motor lantaran terjerat penertiban balap liar, Jumat (10/3).

Sorotan miring pun tertuju kepada jajaran Polres Banjarbaru, karena dinilai terlalu keras menjatuhkan sanksi, bekerja di luar standar operasional prosedur dan melanggar prinsip hak asasi manusia.

Namun di sisi lain, warga sekitar juga sudah cukup lama terganggu dengan balap liar di Kegubernuran Kalsel.

Padahal aksi itu sudah beberapa kali ditertibkan, ditambah korban jiwa akibat kecelakaan lalu lintas di kawasan tersebut.

Baca Juga: Kasus Pemuda Tewas Dorong Motor di Banjarbaru Diduga Langgar HAM!

Baca Juga: Pemuda Tewas Dorong Motor di Banjarbaru, Pengamat Desak Kapolres Diperiksa!

Salah seorang korban jiwa yang tercatat berinisial RPA. Remaja ini tewas setelah sepeda motor yang dikendarai dengan kecepatan tinggi, menabrak sebuah mobil.

Kecelakaan berawal ketika mobil datang dari arah Kantor Pengadilan Tinggi menuju Kebun Raya Banua.

Setibanya di tempat kejadian, korban tampak menoleh ke kanan, sehingga tak menyadari kedatangan mobil dari arah berlawanan.

Akibatnya tabrakan pun tidak terhindarkan, kendati pengendara mobil sudah berupaya membunyikan klakson beberapa kali.

"Sejatinya warga sekitar terganggu dengan balap liar itu," papar Sekretaris Lurah Cempaka, Misda Yuliana, kepada apahabar.com, Selasa (14/3).

"Makanya kami sering meminta warga agar jangan lelah mengingatkan anak untuk mengisi waktu luang dengan kegiatan positif," imbuhnya.

Sementara Ketua RT 1/1 Kelurahan Palam, Kecamatan Cempaka, Wiji, mendukung kepolisian dalam menertibkan balap liar di Kegubernuran Kalsel.

"Apalagi balap liar itu membahayakan diri sendiri dan pengguna jalan lain. Sudah sepantasnya kalau kepolisian melakukan penertiban," tegas Wiji.

Warga Cempaka yang lain, Listyawati, mengaku beberapa kali nyaris tertabrak para pembalap liar di jalanan.

Baca Juga: Heboh Balap Liar di Banjarbaru, Kapolda Kalsel Usul Pemerintah Bangun Sirkuit

Baca Juga: Tahun Depan, Dispora Kalsel Rencanakan Bangun Sirkuit di Kiram Banjar

"Biasanya balap liar itu ramai setiap Jumat, Sabtu dan Minggu. Saya sering melihat mereka, ketika akan berangkat ke pasar," papar Listyawati.

"Tentunya mengganggu dan membahayakan. Saya juga sangat mendukung penertiban balapan liar tersebut," pungkasnya.

Adapun Rani menginginkan agar penertiban balapan liar dilakukan setiap pekan, "Istilahnya
lebih baik mencegah daripada mengobati," imbuh warga Cempaka ini.

Tidak cuma setiap sore akhir pekan, balap liar juga kerap dilakukan tengah malam. Praktis raungan knalpot motor mengganggu istirahat warga.

"Sering juga malam hari. Kalau saya pribadi pasti terganggu. Apalagi warga yang memiliki bayi," cetus Jainah, warga Jalan SMA di kawasan Perkantoran Gubernur Kalsel.

Baca Juga: Kejurnas MotoPrix di Sirkuit Marido Tabalong, Sejumlah Pembalap Nasional Ambil Bagian

Baca Juga: Aksi Ciamik Pereli Kalsel di Kejurnas Danau Toba Rally 2022, Rifat Sungkar Tercecer