Literasi Digital

SMP Kabupaten Muaro Jambi Waspadai Cyberbullying di Dunia Maya 

Webinar literasi digital di Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi telah bergulir pada Kamis (30/3), bertajuk Kenali Jenis Cyberbullying di Dunia Maya.

Rangkaian Webinar Literasi Digital di Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi telah bergulir. Pada Kamis (30/3) pukul 09.00-11.00 WIB, telah dilangsungkan Webinar bertajuk “Kenali Jenis Cyberbullying di Dunia Maya”. Foto: KemenKominfo

apahabar.com, JAKARTA - Rangkaian webinar literasi digital di Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi telah bergulir pada Kamis (30/3) pukul 09.00-11.00 WIB, bertajuk Kenali Jenis Cyberbullying di Dunia Maya.

Kegiatan itu merupakan kerjasama Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dengan beberapa SMP di Kabupaten Muaro Jambi diantaranya SMPN 2 Muaro Jambi, SMPN 10 Muaro Jambi, SMPN 31 Muaro Jambi dengan melibatkan 250 peserta daring, dan dihadiri beberapa narasumber kompeten di bidangnya.

Kegiatan yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo itu bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitifnya untuk mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet. 

Pada awal Tahun 2022, pengguna internet di Indonesia mencapai 204,7 juta orang atau meningkat 2,1 juta dari tahun sebelumnya. Namun, penggunaan internet tersebut membawa berbagai risiko. Karena itu peningkatan penggunaan teknologi internet perlu diimbangi dengan kemampuan literasi digital yang baik agar masyarakat dapat memanfaatkannya secara bijak dan tepat.

Kegiatan literasi digital yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. Foto: KemenKominfo

Survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kementrian Kominfo bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi dan Katadata Insight Center pada tahun 2021 menunjukkan skor atau tingkat literasi digital masyarakat Indonesia berada pada angka 3,49 dari 5,00.

Baca Juga: Literasi Digital Bekali SMP Kabupaten Muaro Jambi Tentang Jenis Cyberbullying di Dunia Maya

Di tahun 2022, hasil survei Indeks Literasi Digital Nasional mengalami kenaikan dari 3,49 poin menjadi 3,54 poin dari skala 5,00. Hasil itu menunjukkan literasi digital masyarakat Indonesia saat ini berada di kategori sedang dibandingkan dengan tahun lalu. 

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kementrian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan menilai indeks literasi digital Indonesia belum mencapai kategori baik.

“Angka ini perlu terus kita tingkatkan dan menjadi tugas kita bersama untuk membekali masyarakat kita dengan kemampuan literasi digital,” katanya lewat diskusi virtual.

Keamanan digital

Narasumber Ir. M Adhi Prasnowo, ST., MT., IPM., ASEAN Eng menyampaikan bahwa diperlukan pemahaman masyarakat terkait keamanan digital. Keamanan digital merupakan penggunaan layanan digital baik secara daring maupun luring dapat dilakukan secara aman. Foto: KemenKominfo

Pada sesi pertama, Dosen & Digital Enthusiast M Adhi Prasnowo memaparkan tentang pemahaman masyarakat terkait keamanan digital. Keamanan digital merupakan penggunaan layanan digital baik secara daring maupun luring dapat dilakukan secara aman.

Perlunya waspada terhadap kejahatan siber seperti malware, phising dan scam. Malware adalah perangkat lunak yang dirancang untuk mengontrol perangkat secara diam-diam, bisa mencuri informasi pribadi milik kita atau uang dari pemilik perangkat.

Baca Juga: Literasi Digital di SMAN 7 Prabumulih Ajarkan Tantangan Hoaks di Dunia Pendidikan

"Jenis malware berupa virus, worm, trojanhorse, ransomware, spyware/adware," ujarnya.

Phising adalah upaya untuk mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik pengelabuan. Sementara scam adalah bentuk penipuan melalui telepon, email, messaging dengan tujuan untuk mendapatkan uang dari para korbannya.

"Contoh phising dan scam yaitu peretasan akun, impersonasi, penjual palsu, lowongan kerja palsu, dan modus percintaan," terangnya.

Terdapat beberapa tips aman bermedia digital yaitu menggunakan password yang kuat, tidak menyebarkan data pribadi, tidak membuka tautan/link sembarangan, tidak merespon panggilan telepon dan pesan yang meminta data pribadi atau PIN, mengenali dengan siapa berkomunikasi di internet.

Selain itu, selalu waspada saat belanja online dengan memastikan penjual terpercaya dan belanja dari tempat terpercaya. Termasuk, menginstall aplikasi dari tempat resmi seperti Appstore atau GooglePlay, menggunakan anti virus terutama di komputer, hingga memastikan orang-orang di sekitar memiliki pemahaman yang sama terkait keamanan digital. 

Baca Juga: Literasi Digital di SMP Deli Serdang, Teknologi Dukung Proses Belajar

"Keamanan digital membantu kita semuanya untuk bisa paham, kapan kita harus ngomong dengan baik, kapan kita harus bersikap dengan baik di media sosial," kata Adhi.

Ia menambahkan, "Saya berharap nanti adik-adik tidak lagi melakukan itu, jangan sering-sering ngeprank temennya, jangan sering-sering bully temennya, jangan sering-sering kemudian ketika pinjam handphone temannya, terus ga dibolehin akhirnya handphone-nya disembunyiin, jangan kemudian membully teman berdasarkan fotonya, nama orang tuanya dan sebagainya."

Bahaya cyberbullying

H. M. Thohir, S.Pd, M.Pd (KA. UPTD BTIKP) memberikan pemaparan bahwa Cyberbullying sebagai perilaku tidak menyenangkan baik secara verbal, fisik, ataupun sosial, di dunia nyata maupun dunia maya yang membuat seseorang merasa tidak nyaman, sakit hati, dan tertekan baik dilakukan oleh perorangan ataupun kelompok. Foto: KemenKominfo

Giliran narasumber kedua, KA. UPTD BTIKP M. Thohir menjelaskan tentang bahaya cyberbullying (perundungan dunia maya). Menurutnya, perundungan tersebut sebagai perilaku tidak menyenangkan baik secara verbal, fisik, ataupun sosial, di dunia nyata maupun dunia maya yang membuat seseorang merasa tidak nyaman, sakit hati, dan tertekan baik dilakukan oleh perorangan ataupun kelompok.

"Perundungan itu berdampak pada akademis, emosi, sosial dan fisik. Perlu berhati-hati karena kita bisa menjadi korban bullying dan atau kita yang menjadi pelaku bullying," ucapnya.

Lebih jauh, Thohir bercerita tentang ciri satuan pendidikan yang melanggengkan praktik bullying, yakni tidak adanya pola keteladanan, adanya perilaku kekerasan yang dilakukan di dalam pendidikan, dan tidak adanya pola komunikasi yang baik antara guru dan siswa.

Baca Juga: Ratusan Siswa SD Prabumulih Ikuti Webinar 'Literasi Digital Sejak Dini'

"Upaya dalam cyberbullying yang pertama kita harus concern ke anak itu sendiri kita harus didik mereka agar terhindar dari cyberbullying dan selalu melakukan hal yang positif didunia digital," jelasnya.

Oleh sebab itu, ketika menemukan adanya perundungan, Thohir mengimbau untuk segera melaporkan ke orang terdekat kalian agar terlindungi dan terhindar dari cyberbullying.

"Contoh kenakalan remaja yang berbau bully adalah geng motor, tawuran, mabuk dan lain-lain," ungkap Thohir.

Bijak bermedia digital

M. Fadhil Achyari selaku Key Opinion Leader (KOL), yang menyampaikan bahwa maraknya kasus cyberbullying pada jaman sekarang, sehingga banyak sekali dampak dan korban cyberbullying, perlu mengurangi cyberbullying dengan menggunakan media digital dengan sangat baik dengan cara tidak melanggar segala kesalahan di media digital. Foto: KemenKominfo

Selanjutnya, giliran M. Fadhil Achyari selaku Key Opinion Leader (KOL) menyampaikan pesan tentang cara mengurangi cyberbullying. Menurutnya, penting untuk menggunakan media digital dengan sangat baik.

"Dengan cara tidak melanggar segala kesalahan di media digital, maka dari itu harus memanfaatkan kemudahan digital ini dengan hal-hal yang positif," imbaunya.

Baca Juga: Literasi Digital di SD dan SMP Kabupaten Ogan Ilir, Jaga Data Pribadi dengan Baik

Fadhil juga menjelaskan, di media digital semua kebutuhan pengguna sudah disediakan, termasuk untuk menunjang pembelajaran. Sayangnya, tidak semua siswa tahu cara memanfaatkannya.

"Maka dari itu kita perlu adanya awasan dari orang yang lebih dewasa untuk dapat memilah mana informasi yang benar dan mana informasi yang hoaks, maka dari itu kita harus cakap dan cermat dalam bermedia digital ini," pesan Fadhil.

Tanya Jawab

Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Foto: KemenKominfo

Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Moderator lalu memilih tiga penanya untuk bertanya secara langsung dan berhak mendapatkan e-money.

Pertanyaan pertama dari Sheila Amanda yang mengajukan pertanyaan apa perbedaan bullying dan cyberbullying? Dan bagaimana jika terkena cyberbullying?

Menjawab itu, M Adhi Prasnowo menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan diantara bullying dan cyberbullying, karena dua-duanya memiliki arti yang sama yaitu perundungan ke orang lain. Hanya bedanya bullying terjadi di dunia nyata dan cyberbullying di dunia digital.

Baca Juga: Literasi Digital di SMPN 1 Lubuk Pakam, Narasumber: Jarimu Harimaumu

"Jika kita terkena cyberbullying cari lah pendamping untuk mendapatkan support agar semangat lagi dan dapat menghiraukan bullying tersebut. Maka dari itu kita harus hindari cyberbullying," jawabnya.

Pertanyaan kedua dari Sandri Sandrina yang mengajukan pertanyaan, "Jika disekitar kita terjadi cyberbullying apa yang harus kita lakukan? Karena untuk membela secara terang-terangan saya takut, takut menjadi korban selanjutnya."

Thohir berkesempatan menanggapi dengan menjelaskan, banyak sekali korban yang tidak berani melapor sehingga korban akan terintimidasi terus menerus. "Maka dari itu jika ada temen kamu yang bully maka tindakan yang kamu lakukan adalah melapor ke orang yang lebih dewasa agar cyberbullying itu terhenti dan kamu tidak juga terkena cyberbullying," paparnya.

Pertanyaan ketiga diajukan Dinda Kirana yang bertanya, "Menjelajah secara online memberi akses ke banyak informasi, tetapi itu berarti saya terbuka terhadap berbagai kemungkinan penyalahgunaan atau perilaku salah. Bagaimana menghentikan cyberbullying tanpa bermain internet? Apakah perlu berhenti mengakses internet atau media sosial?"

Kembali Adhi Prasnowo menanggapi. Menurutnya, ambil sisi baik dari internet sehingga dapat menimalisir sisi buruk yang ada di internet, dan tetap mengajak anak-anak selalu melakukan yang positif dimedia digital ini.

Baca Juga: Literasi Digital di SMAN 1 Indralaya, Kominfo: Waspadai Cyberbullying

Senada, Thohir menanggapi bahwa apapun medianya, pengguna harus mampu mengontrol semuanya dengan baik. "Maka dari itu, mari kita kontrol diri kita dalam bermedia digital dan selalu lakukan hal yang baik dan positif dalam bermedia digital, bijaksanalah dan cerdas berinternet," pesannya.

Sesi tanya jawab selesai. Moderator mengumumkan tujuh pemenang lainnya yang bertanya di kolom chat dan berhasil mendapatkan voucher e-money sebesar Rp. 100.000. Foto: KemenKominfo

Usai sesi tanya jawab, moderator mengumumkan tujuh pemenang lainnya yang bertanya di kolom chat dan berhasil mendapatkan voucher e-money sebesar Rp. 100.000.

Moderator mengucapkan terima kasih kepada semua narasumber, key ppinion leader (KOL) dan seluruh peserta webinar. Pukul 11.00 WIB webinar literasi digital selesai. Moderator menutup webinar dengan mengucapkan salam, terima kasih dan tagline Salam Literasi Indonesia Cakap Digital.