News

SIWIGAS Tinjau Anak Stunting di Sungai Bilu Banjarmasin, Berat Badan Naik hingga 7 Ons

apahabar.com, BANJARMASIN – Aksi Warga Peduli Gizi Cegah Stunting (SIWIGAS) turun langsung meninjau perkembangan anak di…

SIWIGAS meninjau anak stunting di Jalan Keramat IV, Sungai Bilu, Banjarmasin. Foto-Istimewa

apahabar.com, BANJARMASIN – Aksi Warga Peduli Gizi Cegah Stunting (SIWIGAS) turun langsung meninjau perkembangan anak di Jalan Keramat IV, Kelurahan Sungai Bilu, Banjarmasin.

Dalam kesempatan itu, Siwigas melaksanakan sejumlah kegiatan. Di antaranya Badarau, Bamasakan dan Babagi Razaki.

“Kalau Badarau itu membaca buku KIA bersama-sama. Ini lebih ke arah pola asuh dan tumbuh kembang anak,” ucap Wahyuni, Jumat (27/5).

Sementara untuk Bamasakan, pihaknya membuat dan merekomendasikan makanan berupa pentol ikan untuk anak terdeteksi stunting.

“Hari ini kita pentol ikan. Karena kan pentol itu disukai oleh anak-anak dibandingkan hanya ikan saja,” katanya.

Terakhir Babagi Razaki. Di mana Siwigas membagikan sedikit rezeki kepada anak stunting.

“Kita berbagi rezeki berupa sayur dan telur,” ungkap Nursiah menambahkan.

Dengan ikhtiar ini, sambung dia, terdapat kenaikan angka berat badan anak stunting.

Dari 10 anak stunting, 5 di antaranya mengalami kenaikan berat badan mencapai 6-7 ons.

“Ini dari Februari hingga Mei 2022,” pungkasnya.

Sekadar diketahui, angka stunting di Banjarmasin khususnya Banjarmasin Timur terbilang tinggi.

Peringkat pertama-kedua ditempati Kelurahan Sungai Lulut dan Sungai Bilu.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak lebih pendek untuk usianya.

Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa kehidupan setelah lahir, tetapi baru tampak setelah berusia 2 tahun.

Stunting disebabkan faktor multidimensi sehingga penanganannya perlu dilakukan oleh multisektor.

SIWIGAS yang dibentuk pada Juli 2021 ini memiliki sederet program kerja dalam menurunkan angka stunting di Banjarmasin Timur.

Di antaranya Badarau, Bamamasakan, Batatanaman, Basasuluh Babarasih dan Babagi Rajaki.

Untuk diketahui, Indonesia merupakan salah satu negara dengan prevalensi stunting
yang cukup tinggi dibandingkan dengan negara-negara berpendapatan menengah
lainnya.

Pemerintah melalui Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) telah menetapkan 100 kabupaten/kota prioritas penanggulangan stunting.

Daerah prioritas atau daerah yang menjadi lokus utama intervensi stunting adalah daerah yang memiliki angka prevalensi stunting tinggi dibandingkan dengan daerah lainnya.

Hal ini berkaitan dengan anggaran yang dialokasikan untuk penanggulangan stunting.

Daerah priotitas penanggulangan stunting memiliki anggaran khusus yang memang diperuntukkan bagi program-program percepatan penanggulangan dan pencegahan stunting.