Konflik Besenjata Papua

Situasi Konflik Bersenjata di Papua Masuk Tahap Serius, Perlu Dialog Damai!

Konflik bersanjata di Papua tak kunjung selesai. Situasi tersebut menurut Amnesty Internasional perlu ditangani melalui dialog damai.

Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia, Usman Hamid dalam diskusi bertajuk Wamena Berdarah: Adakah Unsur Kejatahan Kemanusiaan, Selasa (14/03). (Foto: apahabar.com/Hasanah Syakim).

apahabar.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia, Usman Hamid mengatakan situasi konflik bersenjata di Papua telah memasuki tahap semakin serius.

Konflik bersenjata tersebut terjadi antara Tentara Nasional Pembebasan Papua Barat (TPNPB) dengan aparat keamanan.

"Situasi ini bahkan bisa disebut konflik bersenjata di Bumi Cenderawasih makin sulit dikendalikan," ungkap Usman dalam diskusi bertajuk Wamena Berdarah: Adakah Unsur Kejatahan Kemanusiaan, Selasa (14/03).

Baca Juga: Pilot Disandera, Susi Pudjiastuti Pastikan Rute Perintis di Papua Aman

Saat bersamaan, kata Usman, kekerasan dan dugaan pelanggaran HAM terus terjadi terhadap warga sipil maupun orang-orang yang bekerja di bidang kemanusiaan.

“Dalam 15 tahun terakhir, ada penggunaan (fasilitas) keamanan berlebihan, termasuk dalam hal yang sifatnya proses hukum," terangnya.

Usman mencontohkan saat peristiwa amuk massa di Wamena, Kabupaten Jayawijaya yang meluas menjadi rusuh pada 23 Fabruari 2023 lalu.

"Terjadi penggunaan senjata api berlebihan. Cara itu dinilai sebenarnya tidak perlu dilakukan," jelas Usman.

Baca Juga: Polda Papua Tambah Satu Kompi Brimob Amankan Dekai

Menurutnya, amuk masa di Wamena tersebut dipicu isu penculikam anak sehingga kemudian terjadi kesalahpahaman dari warga.

"Langkah kepolisian menyelesaikan masalah itu perlu dievaluasi, karena dilakukan dialog di depan publik antara terduga korban dan terduga pelaku,” ujarnya.

Usman menyebut, cara polisi menggelar dialog di depan publik saat penanganan awal isu penculikan anak itu, apakah relevan dilakukan atau justru berpotensi menimbulkan masalah baru.

"Karena situasi penggunaan senjata berlebihan di Papua, sehingga makin sulit mencari titik temu menyelesaikan konflik bersenjata di sana," ujar Usman.

Baca Juga: Kapolda Papua Selidiki hingga Tuntas Kasus Ratusan Amunisi Asal PNG

Baginya, untuk konflik bersenjata negara perlu mengambil langkah serius kali. Pasalnya, sudah terlalu besar nyawa yang dikorbankan di Papua hanya karena ketidakprofesionalan aparat keamanan.

“Karenanya konflik bersenjata di Papua mesti segera dicari solusinya. Misalnya lewat dialog damai,” tandasnya.