Siswa meninggal

Siswa Meninggal Usai Main Kuda Tomprok, SMPN 7 Bekasi Buka Suara

Pihak sekolah buka suara soal meninggalnya MA (13) siswa SMP Negeri 7 Kota Bekasi, yang meninggal dunia usai bermain kuda tomprok dengan teman-teman sekolahnya

Kepala Sekolah SMP Negeri 7 Kota Bekasi, Sukamto. Foto: apahabar.com/Mae Manah

apahabar.com, BEKASI - Pihak sekolah buka suara soal meninggalnya MA (13) siswa SMP Negeri 7 Kota Bekasi. Yang meninggal dunia usai bermain kuda tomprok dengan temannya di sekolah pada Jumat (17/11) tadi.

Kepala Sekolah SMPN 7 Kota Bekasi, Sukamto menerangkan, peristiwa nahas itu terjadi di tengah waktu memasuki Salat Jumat.

“Jadi setelah kegiatan pembelajaran selesai, saat itu anak diajak untuk melaksanakan Salat Jumat oleh para guru dan sebagainya. Pada waktu jeda istirahat itulah, mereka bermain kuda tomprok,” kata Sukamto di lokasi, Senin (20/11).

Saat bermain, MA tiba-tiba terjatuh hingga pingsan di tempat. Korban langsung dilarikan ke rumah sakit Primaya Bekasi Selatan, namun nyawa korban tidak tertolong.

Baca Juga: Kronologi Siswa SMP di Bekasi Meninggal Usai Main Kuda Tomprok

Namun, hingga kini penyebab meninggalnya siswa kelas 2 SMP itu juga belum diketahui.

“Kalau itu (penyebab kematian) saya tidak bisa lebih dalam, karena yang kami paham di sana (rumah sakit) sudah meninggal,” ucap Sukamto.

Sukamto memastikan, pihak sekolah selalu melakukan pengawasan di area sekolah. Termasuk sebelum peristiwa nahas itu terjadi.

“Bentuk pengawasan kami sebenarnya sudah ada satgas (satuan tugas) disiplin kami baru rilis, kemudian pemantauan dari guru ada piket bahkan ketika masuk sekolah pun kami sudah bersalaman, kami ada speaker yang terus menyampaikan, kemudian nanti ada juga piket disaat jam-jam istirahat yang guru harus berkeliling,” jelasnya.

Baca Juga: Usai Main Kuda Tomprok, Siswa SMP di Bekasi Meninggal Dunia

Ia juga telah melakukan komunikasi dengan pihak keluarga korban dan persoalan kasus tersebut telah diselesaikan secara baik-baik.

“Kami pihak sekolah membantu semuanya dari kegiatan di RS, kemudian di rumah (duka) dan pemakaman, bahkan nanti di dalam kegiatan-kegiatan dalam memuliakan anak ini,” pungkasnya.