Kalsel

Singgung Kriminalitas di Banjarmasin, Psikolog: Kemampuan Kontrol Diri Pelaku Rendah

apahabar.com, BANJARMASIN – Belakangan waktu ini, rentetan kriminalitas mewarnai Kota Banjarmasin. Kasusnya tak bisa dipandang sebelah…

Kota Banjarmasin. apahabar.com

apahabar.com, BANJARMASIN – Belakangan waktu ini, rentetan kriminalitas mewarnai Kota Banjarmasin. Kasusnya tak bisa dipandang sebelah mata.

Kemarin saja, Jumat (04/10), terjadi dua kasus penganiayaan berat. Rentang waktunya tak jauh. Cuma beda beberapa jam.

Pada kasus pertama menewaskan nyawa seorang pria bernama Riduan (35). Pembunuhan itu di Jalan Padat Karya Kompleks Purnama Jalur 6, Sungai Andai, Banjarmasin Utara pada pukul 10.00. Hingga kini pelakunya masih buron.

Selang tiga jam, penganiayaan berikutnya di Jalan Pramuka, Sungai Lulut, Banjarmasin Timur atau tepatnya sebelah kantor Dispora Kalsel.

Beruntung korban hanya menderita luka di bagian kepala dan leher akibat bacokan kapak. Butuh sejam lamanya polisi menangkap pelaku.

Berkaca dari dua kasus tadi, Pengamat Sosial Sukma Noor Akbar membeberkan analisisnya.

Ia berpendapat kasus kriminalitas dengan menggunakan senjata tajam dipicu sejumlah faktor.

Budaya membawa senjata tajam dengan alasan membela diri menjadi salah satu alasan mudahnya mencederai orang yang dianggap lawan.

“[Polisi] Perlu pemeriksaan yang lebih mendalam untuk mengetahui faktor penyebab kenapa pelaku berbuat kriminalitas,” ujarnya kepada apahabar.com, Sabtu malam.

Menurut Psikolog Klinis FK ULM ini, dari kedua kasus yang menjadi salah satu penyebab utama adalah kemampuan kontrol diri yang rendah.

Ketika emosi memuncak maka sesorang dinilai kurang bisa berpikir secara jernih.

“Hidup di lingkungan sosial yang sering terjadi pelanggaran hukum bisa menjadi pembiasaan pelaku untuk mempertahankan aksi kejahatannya,” tegasnya.

Bagi Ketua HIMPSI Kalsel ini, perilaku kriminalitas apabila berulangkali dilakukan bisa saja pelaku mengalami kecenderungan gangguan sosial. Dari sana, mereka dengan sangat mudah melakukan pelanggaran-pelanggaran hukum.

Namun, kata dia, masih perlu pemeriksaan psikologi mendalam lagi untuk mengetahui gangguan tersebut.

“Namun hal yang perlu diperhatikan adalah pelaku kurang memiliki resiliensi atau ketahanan dalam menghadapi kesulitan,” tuturnya.

Ketika sampai di titik itu, pelaku kerap menghadapi tekanan-tekanan. Sehingga jalan keluar yang dipilih yaitu membunuh atau mencederai orang lain.

Reporter: Bahaudin Qusairi
Editora: Fariz Fadhillah

Tags
Kalsel