Rekomendasi Film

Sineas Yogya Tembus Ajang Film Bergengsi Festival Film Toronto

Toronto International Film Festival (TIFF) menayangkan satu karya sineas asal Yogya, "Budi Pekerti." Sebuah film tentang perundungan.

Poster film Budi Pekerti. Foto: dok. Rekana Studio

apahabar.com, JAKARTA Toronto International Film Festival (TIFF) menayangkan satu karya sineas asal Yogya, "Budi Pekerti." Sebuah film tentang perundungan. 

Film bertema perundungan itu disutradarai dan ditulis oleh oleh Wregas Bhanuteja. Ia dikenal sebagai sutradara Indonesia pertama yang pernah meraih penghargaan di Cannes Film Festival.

Budi Pekerti menceritakan tentang seorang guru bimbingan dan konseling bernama Bu Prani. Ia terlibat perselisihan dengan salah seorang pengunjung pasar. Perselisihan itu direkam dan disebarluaskan melalui media sosial.

Secara spontan publik kemudian melakukan perundungan terhadap Bu Prani berdasarkan rekaman video yang beredar di internet. Masyarakat menilainya tidak layak memenuhi kriteria seorang guru.

Baca Juga: Memaknai Kehilangan Umay Shahab Melalui Film Ketika Berhenti di Sini

Hal itu yang kemudian berimbas pada keluarganya yang turut menerima ancaman. Akibat dari kasus tersebut Bu Prani harus kehilangan pekerjaannya sebagai seorang guru. Bahkan Bu Prani terpaksa pindah rumah karena tetangganya ikut serta menundung dia dan keluarga.

Film itu bukan diangkat dari kisah nyata maupun kasus lainnya yang terjadi Yogyakarta. Pemilihan latar tempat itu sekedar karena Wregas lahir di Yogyakarta dan sudah sangat mengenal kota itu.

Tapi, praktik perundungan itu memang nyatanya merupakan fenomena sosial yang terjadi di Indonesia, termasuk di kota pelajar itu. Sehingga film itu dibuat sebagai respon atas praktik-praktik serupa yang berdampak terhadap korban-korban perundungan media sosial.

Film tersebut dibintangi oleh sejumlah artis Indonesia ternama seperti Sha Ine Febriyanti berperan sebagai Bu Prani, Angga Yunanda sebagai Muklas, dan Prilly Latuconsina sebagai Tita, anak Bu Prani.

Baca Juga: Apa Itu Death Anxiety, Kecemasan akan Kematian di Adegan Film Barbie

Kemudian Dwi Sasono sebagai Pak Didit, suami Bu Prani. Juga ada Omara Esteghlal sebagai Gora dan Ari Lesmana sebagai Tunas.

Hal menarik adalah para aktor dan aktris tersebut "dipaksa" untuk bisa berbicara bahasa Jawa dalam memerankan karakter mereka di film ini. Selama berbulan-bulan mereka diajari menulis dan berbicara bahasa Jawa.

Hal itu dilakukan untuk membuat cerita tersebut semakin dekat dengan masyarakat Indonesia yang selalu kental dengan penerapan kebudayaan-kebudayaan lokal di setiap aktivitasnya.