Kalsel

Sineas Banua Kecewa Tak Terlibat Pembuatan Video Promosi Pariwisata Banjarmasin

apahabar.com, BANJARMASIN – Video promosi pariwisata Kota Banjarmasin tak hanya mendapat banyak cibiran warganet. Pegiat sinematografi…

‘Banjarmasin of Thousand Rivers’, video pariwisata yang diunggah akun Instagram Dinas Pariwisata Banjarmasin. Foto-Instagram

apahabar.com, BANJARMASIN – Video promosi pariwisata Kota Banjarmasin tak hanya mendapat banyak cibiran warganet.

Pegiat sinematografi di Banjarmasin kecewa. Pembuatan video berlabel ‘Wonderful Indonesia’ tidak melibatkan mereka.

Video berdurasi 6 menit tersebut terkesan dibuat asal-asalan dan tidak menarik.

Padahal beragam cuplikan destinasi pariwisata dan kebudayaan ditampilkan dengan model dari pelancong domestik dan asing.

Tak lupa, sejumlah gambar Wali Kota Ibnu Sina beraktivitas seperti bermain jetski di sungai sampai memimpin rapat.

Kritik bermunculan lantaran video profesional promosi wisata ini dikerjakan oleh produsen host dari Banyuwangi.

Munir Shadikin Pengurus Forum Sineas Banua Bidang Edukasi menuturkan kreator atau filmmarker Banjarmasin lebih bagus dalam mengolah karya.

Mutu, konten serta teknis yang dihasilkan sineas Banua bisa dianggap bersaing dengan kerjaan filmmarker nasional.

“Asal cukup dukungan dari berbagai pihak terutama pemangku kebijakan dalam hal ini pemerintah daerah,” tutur alumnus STIKOM Yogyakarta ini.

Agar kejadian itu tak terulang dan kembali mendapat kritikan, Munir menuturkan perlu dirundingkan dengan matang dan tajam. Antara pemerintah dan sineas lokal duduk bersama membicarakan konsep proyek video pariwisata mau dibawa ke mana.

Demikian agar menyatukan visi, menghilangkan prasangka dan membangun kepercayaan satu sama lain.

“Setahu saya, pemerintah tidak ada berunding dengan kami untuk membuat video pariwisata ini,” kata Munir, tenaga pengajar perfilman di SMKN Banjarmasin itu.

Berdasar pengalaman Munir menggeluti proyek filmmarker di Forum Sineas Banua. Ia pernah turun langsung bekerja sama membuat suatu produk berupa video kompetisi pariwisata dengan Dekranasda Banjarmasin.

Namun demikian melalui pihak ketiga yakni Event Organizer yang memperkerjakan mereka. Bukan Pemkot sebagai pemangku kepentingan yang menawarkan langsung.

“Selain itu tidak ada lagi kami bekerjasama,” tegasnya.

Menurutnya, jika orang banua yang mengelola pembuatan proyek video pariwisata maka ada nilai tambahnya. Anggaran lebih kurang keluar daripada menggunakan tenaga orang luar.

Namun ketika berpikir begitu, jangan sampai harga yang ditawarkan pemerintah lebih sedikit dari biasanya.

“Pertama anggaran akomodasi kru pasti berkurang dibanding membayar orang luar, tetapi harganya jangan kurang karena tidak adil dan biasanya emang begitu,” katanya.

Di sisi lain, Munir menilai dari segi editingnya, video ini sangat membosankan. Storytellingnya tidak jelas, alur dan ritme berantakan. Penggunaan transisi juga berlebihan. Slow motion yang dipaksakan, dan grafis seadanya.

Munir tak yakin kalau video ini bisa menarik minat turis datang ke Banjarmasin.

Munir juga tak yakin banyak orang mau menonton tayangan sampai habis. Sebab video tersebut sangat tidak mencerminkan keadaan Kota Banjarmasin.

Ia mengimbau pemerintah kota mesti lebih profesional dalam mengembangkan konten kreatif, khususnya dalam hal pengembangan pariwisata.

elakangan ini, video promosi Kota Banjarmasin terus menuai kritik dari warganet.

Video berlabel 'Wonderful Indonesia' yang diunggah akun @budparbjm itu dinilai memiliki kualitas tak cukup mumpuni.

Terlebih, dikeluarkan secara resmi oleh pemerintah daerah sebagia media promosi wisata.

Ada enam cuplikan video bedurasi masing-masing hampir satu menit per videonya.

Diunggah sejak sepekan lalu, hingga Rabu (02/10) sore, sudah ada 618 komentar. Sebagian besar isinya bernada kritik dan sindiran.

Baca Juga: Video 'Banjarmasin of Thousand Rivers' Banjir Kritik: Promo Wisata Apa Pejabat?

Baca Juga: Menggenjot Wisatawan Lewat Event Wisata Banjarmasin, Catat Tanggalnya

Reporter: Bahaudin Qusairi
Editor: Fariz Fadhillah