Siap-Siap, Ribuan Nakes di Kalsel Jadi Sasaran Vaksin Hepatitis B

Ribuan tenaga kesehatan (Nakes) di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) bakal melaksanakan program pencanangan vaksinasi Hepatitis B.

Ilustrasi - Ribuan tenaga kesehatan (Nakes) di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) bakal melaksanakan program pencanangan vaksinasi Hepatitis B. Foto: Istimewa

apahabar.com, BANJARMASIN - Ribuan tenaga kesehatan (nakes) di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) bakal melaksanakan program pencanangan vaksinasi Hepatitis B.

Hal ini menyusul Kalsel masuk dari delapan provinsi program pencanangan vaksinasi Hepatitis B se-Indonesia.

Pelaksanaan imunisasi terhadap tenaga medis dan kesehatan tersebut dimulai sejak 8 November lalu.

“Jadi total sasaran nakes dan tenaga medis yang eligible (memenuhi syarat) sementara ada 9.192 orang. Itu tidak menutup kemungkinan bertambah,” ujar Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kalsel, Anhar Ihwan, baru-baru tadi.

Distribusi vaksin dan RDT anti HBs oleh pusat dilakukan secara bertahap. Kalsel mengusulkan kebutuhan vaksin sebanyak 13.853 dosis untuk 13 kabupaten/kota.

Terbanyak ada dari Banjarmasin, Banjar, Tanah Bumbu, dan Banjarbaru.

Anhar menjelaskan, perhitungan kebutuhan vaksin mempertimbangkan jumlah sasaran HBsAg dan Anti HBs. Lalu, perkiraan HBsAg nonreaktif serta perkiraan Anti HBs negatif, dan jumlah dosis.

“Pemberian imunisasi didahului dengan skrining praimunisasi. Imunisasi diberikan di masing-masing puskesmas maupun fasyankes tempat tenaga medis dan tenaga kesehatan bekerja,” ucapnya.

Di satu sisi, Anhar mengakui hepatitis B hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Sebab, virus ini yang paling banyak menginfeksi masyarakat tanah air.

Data Riskesdas 2013 menunjukkan prevalensi hepatitis B sebesar 7,1 persen dengan penularan terbesar secara vertikal dari ibu ke anak. Sedangkan penularan horizontal terjadi melalui kontak darah dan hubungan seksual.

Hepatitis B juga menyebabkan sebagian besar penyakit hepatitis, sirosis, kanker hati dan kematian.

“Tenaga medis dan tenaga kesehatan merupakan populasi berisiko tinggi tertular dan menularkan hepatitis B, sehingga penting memberikan perlindungan kepada mereka dari penularan hepatitis B sebagai upaya percepatan pencapaian tujuan eliminasi hepatitis B tahun 2030,” pungkasnya.