Tak Berkategori

Shalat Gaib akan Digelar di Hadramaut, Siapa Sebenarnya Habib Husein?

apahabar.com, BANJARMASIN – Kabar duka tentang kewafatan seorang ulama sepuh di kalangan habaib bernama Habib Husein…

Kunjungan Habib Abdurrahman Seiwun-Hadramut ke Kediaman Habib Abu Bakar Assegaf Gresik. Paling kanan Habib Abdurrahman dan disebelahnya, Habib Habib Husein Assegaf. Foto-facebook Abdee Abidin

apahabar.com, BANJARMASIN - Kabar duka tentang kewafatan seorang ulama sepuh di kalangan habaib bernama Habib Husein bin Abdullah Assegaf ramai di media sosial sejak Senin (8/4) kemarin. Bahkan, jemaah muslim di negeri para wali, Hadramaut, dikabarkan akan menggelar shalat gaib pada hari ini.

Kabar shalat gaib dari Hadramaut untuk Habib Husin bin Abdullah Assegaf tersebut diposting akun facebook Abdee Abidin. Abdi -seorang jemaah di Majelis Habib Abu Bakar Assegaf yang diasuh Habib Husin Assegaf- memposting foto Habib Husin bin Abdullah Assegaf dengan sebuah keterangan tertulis:

"Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Roji’un.Gresik berduka..

Al-Habib Husein bin Abdullah Assegaff adalah seseorang yang dianggap sebagai orang tua oleh semua orang.Dan kini beliau meninggalkan kita semua.

Begitu banyak kenangan dengan beliau.Salah satunya ketika saya tidak masuk ngaji, besoknya ditanyakan oleh beliau..

Beliau mungkin tidak begitu masyhur (terkenal) di Indonesia, namun di bumi para Wali Hadromaut beliau sangat dikenal dan dihormati.Hal itu bisa dilihat dengan diadakan sholat Ghoib yang akan dilaksanakan di masjid Jami’ Kota Tarim, Hadromaut ba’da Sholat Ashar.

Harapan kami, semoga kelak dikumpulkan lagi dengan beliau di akhirat nanti."

Baca Juga: Habib Husein Assegaf Wafat, Sesepuh Habaib Itu akan Dimakamkan Hari Ini

Siapa Habib Husin, hingga namanya harum di Negeri Para Wali, Hadramaut?

Habib Husein bin Abdullah Assegaf sebagaimana ditulis ajisetiawan.blogspot.com memiliki tempat tersendiri di kalangan habaib di Jawa Timur. Beliau menjadi rujukan para habib karena kedalaman ilmunya.

Habib Husein dilahirkan pada tahun 1941 dan mengawali menuntut ilmu di Madrasah Al-Khairiyah hingga tahun 1955. Lulus dari sana, beliau melanjutkan ke Pondok Pesantren Darul Hadits Malang yang diasuh Habib Abdul Qadir Bilfaqih hingga 1958.

Pada 1958, Habib Husein kembali ke Surabaya dan menetap di Jalan Ketapang Adiguno. Di lingkungan Ampel ini, beliau belajar fiqih dan ilmu alat kepada Habib Muhammad bin Ahmad Assegaf.

Habib Muhammad bin Ahmad Assegaf adalah salah seorang ulama terkemuka Surabaya yang tinggal di kawasan Kapasan. Habib Husein meyakini gurunya ini adalah ulama ahli fiqih setara dengan Mufti, pemberi fatwa.

Pada tahun 1972, Habib Husein pindah ke kota Gresik dan menikah di kota tersebut. Dari pernikahan tersebut beliau dikaruniai 12 anak; 3 putra dan 9 putri.

Di kota Gresik, Habib Husein mempelajari tasawuf kepada Habib Ali bin Abu Bakar Assegaf. Setiap harinya beliau mendalami kitab Ihya Ulumuddin dengan tekun.

Akhir 1982, Habib Ali bin Ahmad Assegaf, yang meneruskan tradisi mengajar di Majelis Taklim Abubakar bin Muhammad Assegaf berkata pada Habib Husein.

"Husein, siapa di antara kita yang mati dulu harus mengawasi anak-anak. Jadi, seumpama saya mati dulu, Habib Ali yang mengawasi anak saya. Begitu pula jika Habib Ali mati dulu, sayalah yang mengawasi anak-anaknya," kata Habib Husin seperti dikutip Aji Setiawan.

Selepas Habib Ali meninggal, Habib Husein mulai mengajar di majelis itu dan majelis-majelis yang terdapat di sekitar kediamannya. Rutinitas itu terus berjalan hingga menjelang kewafatan beliau pada Senin (9/4/2019).

Habib Husein, meski kerap berpakaian sederhana, namun wibawanya terlihat ketika beliau memimpin acara rauhah atau kegiatan keagamaan lainnya di kediaman Al Qutb Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf.

Habib Husein memang memiliki banyak kelebihan. Beliau disebut hafal Kitab Ihya Ulumuddin dan cakap berbahasa asing. Sedikitnya 3 bahasa asing yang beliau kuasai; Inggris, Prancis, dan Bahasa Arab.

Selain itu, Habib Husein juga menguasai sejarah wali-wali Allah asal hadramaut. Dalam mengomentari riwayat hidup wali-wali tersebut, beliau mampu merunut tahun dan usia tokoh tersebut secara akurat di luar kepala.

Kemahiran berbahasa asing dan pengetahuan sejarah tersebut mengantarkan beliau menjadi pemandu bagi 55 kiai terkemuka di Jawa Timur, untuk tour ziarah dan umrah pada biro perjalanan umrah dan haji Al Mastur, pimpinan H. Bargowi, di Surabaya sejak tahun 2005.

Baca Juga:Tuan Guru H Muhammad Syarwani Abdan (1), Seorang Habib 'Melihat' Keistimewaan Beliau Sejak Kecil

Editor: Muhammad Bulkini