News

Setelah Setahun Perburuan Pembunuh Gambah HST Herlan ‘Agaw’

apahabar.com, BARABAI – Kemarin, tepat setahun lebih sebulan Herlan (45) buron. Residivis satu ini diburu usai…

Herlan terduga pembunuh Didi Rahman disebut menguasai medan pelarian di Pegunungan Meratus. Foto: Ist

apahabar.com, BARABAI – Kemarin, tepat setahun lebih sebulan Herlan (45) buron. Residivis satu ini diburu usai tega menghabisi Didi Rahman (42).

“Masihkah ingat dengan orang ini. Herlan namanya. Bergelar Herlan Agaw [jago] menurut dirinya sendiri, dia membunuh adik kami tercinta,” ujar Yayar Safitri, dalam unggahan terbarunya di sebuah grup percakapan Facebook, Kamis 28 Juli 2022.

Unggahan sang kakak seketika menyedot perhatian khalayak luas dunia maya. Untuk kesekian kalinya, Yayar meminta siapapun yang melihat Herlan melapor ke kepolisian terdekat.

“Tolonglah kami dengan informasi pian-pian [kalian-kalian],” sambung Yayar. Tak lupa, Yayar menyertakan ciri-ciri daripada Herlan.

“Lihat tangannya memegang sesuatu seperti itu. Karena cacat. Bicara pilat [cadel] berbicara huruf ‘r’. Dan bertato di bahu dan dada,” sambung Yayar yang sampai kini masih berupaya mengingat jenis tato Herlan.

Respons Kepolisian

Komandan Macan Kalsel ke Pembunuh Brutal Gambah HST: Serahkan Diri! Keselamatan Dijamin

Coba dihubungi, Kasat Reskrim Polres HST AKP Anton Silalahi tak merespons pesan singkat media ini. Namun Kasubsi PIDM Humas Polres HST Aipda M Husaini memastikan perburuan Herlan terus berlanjut.

“Pokoknya kita cari terus,” yakin Husaini, Jumat (29/7) siang.

Seperti apa perkembangan terbaru perburuan Herlan?

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:

Polres HST, kata Husaini, juga berkoordinasi dengan jajaran Polres lain untuk memburu Herlan. Termasuk Tim Resmob Polda Kalsel.

“Sampai ke daerah terpencil dan ke provinsi tetangga juga ditelusuri,” ujarnya.

Lantas apa kendalanya?

Herlan masih sulit untuk ditemukan. Luasanya medan pencarian menyulitkan langkah kepolisian. Herlan diduga amat menguasai medan Pegunungan Meratus.

“Kami mengimbau kepada masyarakat kalau ada melihat pelaku agar segera menghubungi polisi terdekat,” pungkasnya.

Tak cuma masuk hutan lalu berpindah-pindah tempat, Herlan dapat bertahan hidup berkat adanya bantuan diduga dari kerabat.

“Dia tak cuma menguasai medan di Pegunungan Meratus," ujar Kapolres HST AKBP Sigit saat Konferensi Pers akhir tahun lalu.

Sigit mengakui sangat sulit menemukan residivis satu ini.

"Mata-matanya banyak. Jadi ketika kita masuk sudah ada informasi. Karena dukungan berbagai pihak tadi kuat sekali. Namun kami akan tetap melakukan upaya maksimal untuk meringkus pelaku terkait kasus 351 [penganiayaan] ini," tutup Sigit.

Sosok Herlan

Pak Polisi! Pembunuh Brutal di Gambah SHT Sempat Terlihat Keluar-Masuk Hutan

Sebulan buron, Herlan sempat menunjukkan batang hidungnya. Namun kata Yayar entah mengapa warga tak berani melaporkannya.

Herlan dikenal memiliki kebiasaan menegak minuman keras. Yang jika dalam kondisi mabuk, ia kerap menenteng senjata tajam dan menantang duel warga.

Herlan bukanlah sosok sembarangan. Buruh serabutan satu ini bekas narapidana Lapas Kotabaru.

"Orang ini selalu membawa senjata tajam waktu," imbuh salah satu anggota Buser 'Macan Bamega, Polres Kotabaru kepada apahabar.com.

Medio 2011 silam, Herlan ditangkap karena membunuh seorang warga di Kotabaru bernama Mansyah.

Saat dijemput polisi, Herlan dalam kondisi terluka. Terdapat 17 mata luka di sekujur tubuhnya.

Luka itu diduga didapat Herlan usai dikeroyok oleh Mansyah dan empat orang rekannya.

Namun saat pagi harinya polisi dibuat kaget dengan temuan jasad bersimbah darah di belakang rumah. Yang belakangan diketahui adalah Mansyah.

Setelah bebas, Herlan memilih pulang kampung ke Desa Gambah, Kabupaten HST. Dua tahun tak menampakkan batang hidungnya, Herlan muncul. Lalu Mempersunting istri baru yang berasal dari Amuntai.

Walau tangannya cacat sebelah, Herlan dikenal sebagai pemanjat kelapa yang handal.

Kronologis Kasus

Nyaris Setahun Buronan Paling Dicari di Barabai HST Buron

28 Juli 2o21, Herlan tega menghabisi Didi tetangga sekaligus rekannya sepermainannya.

Lokasi pembunuhan tepat di kediaman Didi, kawasan RT 4 Desa Gambah, Barabai, Hulu Sungai Tengah. Pembunuhan terjadi ketika Didi bermaksud menengahi cekcok antara Herlan dan istrinya.

“Sudah sudah malu didengar tetangga,” ucap alm ketika itu.

Tak dinyana, Herlan naik pitam. Ia langsung menebaskan parang yang dibawanya ke Didi. Akibat serangan membabi buta itu, Didi meregang nyawa dengan luka sabetan saat dalam perjalanan ke puskesmas setempat.

Usai Herlan kembali berulah, istrinya pun harus ikut menanggung perbuatan suaminya. Sang istri terpaksa pulang ke kampung halaman di Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Yayar berharap Herlan segera menyerahkan diri. Bagi Yayar, kematian adik semata wayangnya itu amat sangat meninggalkan duka mendalam.

Didi meninggalkan seorang istri serta seorang anak yang masih berusia 9 tahun. Keduanya kini harus tinggal bersama orang tua Didi. Mereka hanya bergantung hidup dari beternak ayam.

"Orang tua saya sakit-sakitan memikirkan pelaku pembunuhan adik belum tertangkap. Kami cuma bisa berdoa semoga dia segera tertangkap," ujar Yayar.