Skandal TNI

Setelah Dibunuh Mayat Imam Masykur Dibuang di Sungai-Karawang

Jenazah Imam Masykur dibuang ke sebuah sungai di kawasan Karawang, Jawa Barat setelah dibunuh anggota TNI.

Korban IM sebelum di bunuh dan dibuang ke sungai di kawasan Karawang, Jawa Barat, sempat di siksa di dalam mobil.

apahabar.com, TANGSEL - Jenazah Imam Masykur dibuang ke sebuah sungai di kawasan Karawang, Jawa Barat setelah dibunuh anggota TNI. Jenazah korban ditemukan oleh warga sekitar tanpa identitas dengan kondisi luka-luka.

Mayat tanpa identitas yang ditemukan warga ternyata merupakan Imam Masyuk (IM) setelah keluarga mengkonfirmasinya ke kepolisian.

Said Sulaiman yang merupakan sepupu dari korban mengatakan, setelah dua pekan lebih pihak penculik sekaligus pembunuh (IM) tidak lagi menghubungi keluarga, rupanya Imam sudah meninggal dunia.

Baca Juga: Imam Masykur 2 Kali Diculik, Pertama Digebuk dan Minta Uang Rp15 Juta

Masih kata dia, pihak keluarga mengetahui hal tersebut lantaran adanya petugas kepolisian yang menginformasikan jika terdapat penemuan jenazah tanpa indentitas di Karawang, Jawa Barat. Saat itu pihaknya diminta untuk melakukan pengecekan.

"Ke sungai karawang (dibuangnya). Dari Polda bilang si korban ini sudah tidak bernyawa di Karawang di temuin mayat tanpa identitas. Kemudian dilaporkan ke kami, siapa tahu mayat korban (IM). Kami langsung ke lokasi, saya liat dan benar itu jenazah saudara IM," akunya saat dihubungi wartawan, Senin, (28/8).

Baca Juga: Panglima TNI Tegas, Paspampres Pelaku Penganiayaan Bisa Dihukum Mati

Said Sulaiman mengungkap penemuan jenazah IM oleh warga setempat diketahui tiga hari setelah kejadian, sekitar Jumat (15/8).

"Kami pihak keluarga sama sekali tidak menyangka jika pelaku merupakan seorang Paspampres. Karena kan kami laporkan itu penculikan. Jadi mungkin ini terungkapnya sama polisi mengarah kesitu," tuturnya.

Menurut dia, pihak keluarga telah membuat laporan polisi di Polda Metro Jaya. Laporan atas hilangnya Imam dilakukan dua hari setelah kejadian. Keluarganya saat itu, tidak mengetahui siapa penjemput Imam saat itu.

"Sempat, hari Minggu saya langsung ke Polda, tapi saya tidak bawa saksi. Kata petugas harus bawa saksi biar lengkap. Pulang lagi saya ke TKP minta orang yang lihat kejadian, datanglah dua orang mau bantuin jadi saksi, akhirnya saya buat laporan lagi pada hari Senin," tutupnya.