Konflik Papua

Serangan TPNPB-OPM di Koramil Nduga Tewaskan 7 Prajurit, TNI Membantah 

Kontak tembak itu terjadi di Kampung Nogoloit, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Mereka mengklaim telah menembak 7 anggota TNI

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat -Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mengeklaim menembak mati 7 TNI di Koramil Nduga. Foto: Sebby Sembom untuk apahabar.com

apahabar.com, JAKARTA - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat -Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mengeklaim serangan tiga hari beruntun terhadap TNI-Polri.

Sesuai klaim kelompok pimpinan Napianus Kereba dan Yotam Bugniangge tersebut, kontak tembak sengit terjadi di Kampung Nogoloit, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan menewaskan 7 prajurit TNI.

"Pasukan TPNPB dari Ndugama terhitung dari 26 Mei, kami lancarkan serangan kontak tembak dengan TNI-Polri yang berada di ibu kota Kabupaten Nduga di Keneyam," tulis keterangan tertulis dari jubir TPNPB-OPM, Sebby Sembom kepada apahabar.com, Selasa (30/5).

Pada hari pertama, 26 Mei 2023, mereka mengeklaim telah menyerang pos penjagaan di Nogolad, dan menembak 3 orang anggota TNI serta mobil brimob. Hari kedua pada Sabtu (27/5) pukul 15.00, TPNPB-OPM menembaki helikopter milik TNI di kali Dibini.

Baca Juga: OPM Minta Pemerintah Buka Negosiasi Terkait Penyanderaan Philip Mehrtens

Saat itu helikopter milik TNI, kata dia, memantau posisi TPNPB-OPM dari udara dan melancarkan serangan udara. TPNPB-OPM membalas menembaki helikopter milik TNI sehingga membuat helikopter tersebut kembali ke Kenyam, Kabupaten Nduga.

"Dan itu setelah kami tembak mobil Brimob Rintis Tambora, dan 3 orang anggota TNI pada tanggal 26 Mei 2023 itu," tulis Sebby.

Senin 29 Mei 2023, kata dia, Yotam Bugiangge kembali melakukan serangan ke Markas TNI di Kantor Koramil Kabupaten Nduga di Kenyam. Serangan dilakukan tepat pukul 12.08 siang di kampung Nogolaid. Dalam serangan tersebut, TPNPB-OPM mengeklaim telah menembak mati 7 anggota TNI.

"Penyerangan dari tanggal 26, 27 dan 29 Mei 2023 itu murni kami TPNPB Batalion Wesem yang lakukan dan kami juga yang serang pos koramil Nduga," ujarnya.

Pihak TPNPB-OPM menegaskan akan terus melakukan serangan. "Sampai Indonesia mengakui hak kemerdekaan Republik Papua Barat," ujar Yotam Bugiangge.

Bantahan TNI

Pilot Susi Air Philip di tengah anggota kelompok yang menyanderanya sejak tanggal 7 Februari di Paro, Kabupaten Nduga. Foto via Antara

Terpisah, Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda Julius Widjojono membantah klaim juru bicara TPNPB-OPM tersebut. 

"Wah kalau berita dari dia ya mesti perlu dicerna lebih dalam lagi, pertama logikanya adalah seberapa banyak amunisi yang mereka punya bisa bertahan 3 hari," jelas Julius dihubungi apahabar.com secara terpisah, Selasa (30/5) malam. 

Menurutnya, bekal amunisi perorangan apabila digunakan secara terus menerus maksimal habis tidak lebih dari satu jam. "Kedua, dalam medan tempur berhadap-hadapan tiga hari berturut-turut itu sangat tidak mungkin terjadi," jelasnya. 

Baca Juga: Susi Pudjiastuti Bantah Pilot Philips Gabung OPM

Ketiga, sambung Julius, kondisi TPNPB-OPM yang mereka sebut sebagai kelompok separatisme teroris atau KST sudah terdesak secara moril dan mental.

"Mereka sudah terdesak secara moril atau mental karena kesadaran penduduk mulai tinggi, di mana kemiskinan makin parah oleh ulah KST dan makin menipisnya dukungan logistik, maka sangat dimungkinan mereka makin panik dan sebarkan isu-isu hoaks," Julius mengakhiri.