Seram! Rekomendasi 5 Novel Horor, Menemani di Penghujung 31 Oktober

Tanggal 31 Oktober menjadi perayaan Halloween. Setiap masyarakat dunia kerap merayakan festival yang identik dengan pesta kostum yang menyeramkan.

Buku Kisah Tanah Jawa. Foto-Net

apahabar.com, BANJARMASIN - Tanggal 31 Oktober menjadi perayaan Halloween. Setiap masyarakat dunia kerap merayakan festival yang identik dengan pesta kostum yang menyeramkan dan labu kuning tersebut.

Halloween berasal dari festival Celtic kuno Samhain saat orang-orang menyalakan api unggun dan mengenakan kostum untuk mengusir hantu. Untuk menghabiskan waktu di sisa hari ini, berikut rekomendasi 5 novel horor yang bisa menemanimu di penghujung 31 Oktober:

1. Kisah Tanah Jawa

Kisah Tanah Jawa yang bermula dari kelompok melakukan penelusuran atau investigasi sejarah, mitos, dan kisah-kisah mistis yang ada di Pulau Jawa sukses membawa cerita-cerita terseram ke dalam buku.

Mulai dari penelusuran tentang berbagai makhluk tak kasat mata, seperti Jagat Lelembut atau dunia para makhluk halus, Bank Gaib, Pocong Gundul sampai Unit Gaib Darurat.

Baru-baru ini juga, Kisah Tanah Jawa menelurkan tentang Sihir Mesir di Jawa dan Setan-setan Mengugat.

2. Samex: Sawarga Malapetaka (Risa Saraswati)

Samex bukan sembarang nama bagi keluarga besar Risa Saraswati. Sosok yang bermula dari bagian keluarganya itu diceritakan oleh Risa setelah vakum saat pandemi.

Buku ke-19 itu menceritakan tentang sosok yang paling ditakuti oleh dirinya dan tim Jurnal Risa. Sejak dekade 1980-an, teror pun menghantui keluarga besar Risa.

Ketika sosok tersebut meninggal, dia tidak pergi dari keluarga namun menjadi hantu dengan penampakan yang menakutkan.
Sosoknya sukses digambarkan seniman Tuhanzilla dengan rambut berantakan dan lehernya terlilit sajadah.

3. Kuyang (Achmad Benbela)

Tak banyak penulis Indonesia maupun Thread horor yang berani mengisahkan tentang kuyang ketimbang kuntilanak, pocong, genderuwo maupun sosok tak kasat lainnya yang ada di Indonesia. Namun Achmad Benbela, pria asal Sampit, Kotawaringin Timur, adalah yang berani mengisahkannya ke dalam sebuah buku.

4. Janur Ireng (Simpleman)

Selepas KKN Desa Penari, Simpleman pun menuliskan cerita horor tentang santet. Bermula dari Sewu Dino, Janur Ireng adalah bagian kedua dari trilogi.

Janur Ireng disebut sebagai alat yang merenggut nyawa keluarga Kuncoro. Dari ingatan hitam itu membuka tabir gelap peristiwa masa lampau yang membongkar perjanjian sejarah dari keluarga tersebut.

5. Wingit (Sara Wijayanto)

Berikutnya buku dari Sara Wijayanto yang berjudul Wingit, yakni tentang makhluk yang ditemuinya.

Diceritakan ada seorang perempuan asal Bogor yang kini menjadi makhluk tak kasat mata. Dia membagikan kisahnya ketika bertemu dengan seorang laki-laki yang diakhiri kejadian tragis.

Ada juga sosok Marni, penari ronggeng era 1900-an yang butuh waktu 3 tahun untuk berani berkomunikasi dengannya. Ada juga kisah Rahma tentang ibu tunggal yang membanting tulang untuk menghidupi dirinya dan kedua putri kembarnya.

Selain itu ada Mary, Pocong Tanpa Nama, Gadis, dan Siti, yang menceritakan kisah mereka masing-masing. Bagaimana mereka bisa berakhir tragis dan berada di tempat yang tidak seharusnya seakan sedang mencari pertolongan.