Sepekan Gempa Turki-Suriah: Korban Tewas Tembus 37.343 Jiwa

Sepekan setelah gempa Turki dan Suriah, jumlah korban tewas bertambah menjadi total 37.343 jiwa, Selasa (14/2).

Regu pencari bekerja mencari korban di bangunan yang runtuh pascagempa mematikan di Adiyaman, Turki, Minggu (12/2). Foto: Tempo

apahabar.com, JAKARTA - Sepekan setelah gempa Turki dan Suriah, jumlah korban tewas bertambah menjadi total 37.343 jiwa, Selasa (14/2).

Korban tewas yang terdata di Turki tercatat mencapai 31.643 orang. Jumlah ini membuat gempa yang terjadi 6 Februari 2023 tersebut menjadi bencana paling mematikan dalam sejarah modern Turki.

Sementara di Suriah, total korban tewas telah mencapai 5.714 orang. Ini termasuk korban meninggal dunia di wilayah-wilayah yang dikuasai pemberontak.

Hingga sepekan lebih pascagempa, regu pencari dan berbagai relawan masih melakukan proses pencarian dan penyelamatan korban.

Salah satunya penemuan seorang bocah yang masih hidup, selamat setelah tertimbun puing bangunan selama sepekan lebih.

Sementara di Kahramanmaras, regu pencari menemukan seorang nenek, ibu, dan bayi yang terperangkap di reruntuhan gedung tiga lantai.

Namun para korban selamat juga menghadapi masalah besar. Mereka berjuang di tengah reruntuhan dan dalam cuaca dingin.

Sejumlah keluarga berkerumun di bawah terpal dan tempat berlindung dari karton, kekurangan tenda, perumahan, dan persediaan medis yang parah membahayakan upaya bantuan.

Di kota-kota di zona gempa, orang tampak berkerumun dalam bangunan retak dan tidak stabil yang sebelumnya ditinggali.

Pemerintah Turki sendiri telah memindahkan 150.000 korban selamat ke tempat penampungan di luar provinsi yang terkena dampak.

Kondisi cukup mengerikan juga terjadi di Suriah, sehingga Presiden Bashar Al-Assad memutuskan membuka dua titik perbatasan.

Dengan pembukaan tersebut, bantuan dari Turki dapat dikirim ke barat laut Suriah. Lokasi ini merupakan wilayah yang dikuasai pasukan oposisi.