Kalsel

Sengkarut Hauling 101 TCT Vs AGM, Giliran Kombes Hendri Turun Tangan

apahabar.com, RANTAU – 17 hari sudah hauling Tapin Coal Terminal (TCT) Kilometer 101, Suato Tatakan, Kabupaten…

Ribuan massa aksi dari AGM saat menggelar demonstrasi di jalan dekat hauling, Km 101, Suato Tatakan, Tapin, 13 Desember apahabar.com/Sandi

apahabar.com, RANTAU – 17 hari sudah hauling Tapin Coal Terminal (TCT) Kilometer 101, Suato Tatakan, Kabupaten Tapin ditutup. Buntut perseteruan antara TCT dan PT Antang Guntung Meratus (AGM).

Penutupan dilakukan Polda Kalsel pada 17 November lalu. Seiring berjalannya penyidikan di Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum).

Penutupan demi menindaklanjuti laporan dugaan tindak pidana pengrusakan dan penyerobotan tanah seluas 2.000 m².

Seteru antar-dua perusahaan besar itu berbuntut panjang. Ribuan warga terkena imbas. Sopir truk batu bara, hingga pekerja kapal tongkang tak lagi bekerja sejak jalan itu ditutup.

Respons TCT Saat Demo Hauling 101 Blokade Jalan Nasional Tapin

Tuntutan agar jalan itu kembali dibuka berkumandang. Gelombang aksi unjuk rasa terus mengalir. 7 Desember lalu, massa membuat surat terbuka ke Presiden dan Kapolri yang dipasang di pinggir jalan.

Selain itu, mediasi yang ditengahi wakil rakyat di Tapin juga sudah dilakukan. Namun menemui jalan buntu.

Puncaknya, Senin (13/12), aksi unjuk rasa kembali digelar. Kali ini massa yang turun cukup banyak. Ada ribuan. Yang turun tak hanya para laki-laki, tapi juga emak-emak. Massa sampai memblokade jalan nasional yang lokasinya tak jauh dari titik aksi.

17 hari sudah tak kerja, tak ada solusi. Sementara dapur harus tetap mengepul, mereka mengancam akan terus menggelar demonstrasi.

“Tolong banar [benar] dibuka jalan, kami sudah dua minggu lebih tidak bekerja. Persediaan di rumah sudah menipis. Anak istri nanti mau makan apa. Kami cuma berharap upah harian,” keluh Yunus, pekerja kapal tongkang batu bara.

"Kami mohon maaf kepada semua masyarakat yang terganggu perjalanannya. Perut lapar jadi emosi," timpal peserta aksi lainnya, Trobus Santoso.

Sampai kini, TCT masih bergeming. Kuasa Direksi PT TCT, Markus Wibisono bilang pihaknya masih berjalan sesuai dengan koridor hukum terkait penutupan hauling.

"Kami masih berjalan sesuai dengan koridor hukum yang berlaku. Dan sementara dalam proses hukum ini, maka jalan tersebut masih tidak dapat digunakan," ujar Markus melalui WhatsApp, Senin (13/12) malam.

Seharusnya, kata dia, produksi batu bara PT AGM tetap dapat berjalan. Dengan melalui pelabuhan lainnya. Tanpa mengorbankan kehidupan dan ekonomi ribuan pekerja.

"Tidak ada yang menghalangi PT AGM menggunakan pelabuhan lain, justru mereka yang membuat masyarakat pekerja kehilangan pendapatan karena tak mau pakai pelabuhan lain," ujarnya.

Sampai pagi ini, PT AGM sendiri masih belum memberikan komentarnya. Upaya konfirmasi masih terus berlangsung.

PT AGM merupakan raksasa tambang batu bara sekaligus pemegang salah satu PKP2B di Kalsel di bawah bendera PT Baramulti Suksessarana Tbk

Sementara TCT, berdasar, data Kementerian ESDM, merupakan perusahaan jasa terminal dan angkutan batu bara terbesar di Tapin. Dimiliki oleh Muhammad Zaini Mahdi atau lebih dikenal Haji Ijay dan adiknya Muhammad Hatta atau Haji Ciut.

Kisruh penutupan hauling 101 turut mengundang perhatian Polda Kalsel. Karo Ops Kombes Pol Subchan bilang Polda memahami apa yang dirasakan pekerja. Namun pemasangan garis polisi harus dilakukan.

"Proses sidik [penyidikan] masih berjalan di Ditreskrimum," imbuhnya.

Belakangan turut dipertegas Direktur Reskrimum Polda Kalsel, Kombes Pol Hendri Budiman. “Ya proses penyidikan berjalan,” ujarnya dihubungi terpisah, Senin malam.

Lantas apa yang akan dilakukan Polda untuk mencari solusi persoalan ini? Hendri menjawab mediasi.

Hendri bilang upaya mediasi antara TCT dan PT AGM tengah diupayakan mengingat masalah ini sudah berimbas ke nasib ribuan pekerja yang bergantung hidup di hauling 101.

“Lagi diupayakan mediasi. Kasihan masyarakat yang jadi korban,” pungkas perwira melati tiga ini.

Dilengkapi oleh Sandy

Jerit Sopir Truk TCT Tutup Hauling Km 101: Ratusan Keluarga Bergantung Hidup ke Kami