Hot Borneo

Sempat Terhenti, Pencarian Warga Jambu Baru Batola Kembali Dilakukan

apahabar.com, MARABAHAN – Sempat terhenti beberapa waktu, pencarian warga Desa Jambu Baru, Kecamatan Kuripan, Barito Kuala,…

Lokasi yang dijadikan keluarga dan warga Desa Jambu Baru sebagai titik nol pencarian Mukran. Foto: Istimewa

apahabar.com, MARABAHAN – Sempat terhenti beberapa waktu, pencarian warga Desa Jambu Baru, Kecamatan Kuripan, Barito Kuala, akhirnya terus dilakukan hingga hari keenam, Rabu (31/8).

Diketahui warga bernama Mukran itu sudah tidak pulang ke rumah sejak, Kamis (25/8), setelah berangkat menuju Sungai Tabukan menggunakan perahu kecil atau jukung sekitar pukul 08.00.

Awalnya pria berusia 60 tahun itu diduga telah tenggelam di sungai. Makanya pencarian sempat dilakukan di sungai selebar sekitar 4 meter ini selama berjam-jam.

Namun keyakinan tersebut menjadi bias, mengingat jukung Mukran terlihat bertambat di pinggir Sungai Tabukan atau sekitar 2 kilometer masuk dari Jalan PKT.

Pun ditemukan jejak menuju lahan rawa yang dipenuhi rerumputan. Jejak ini ditemukan setelah pencarian dilakukan sejak pagi, Jumat (26/8).

Baca juga:Identitas Mayat di Dekat Jetty Talenta Batola Terungkap, Ternyata Warga Babirik HSU

Baca juga:Dibantu Sepasang Drone, Pencarian Warga Jambu Baru Batola Masih Nihil

Baca juga:Bantu Pencarian Kakek Mukran, Sekdes Jambu Baru Batola Sempat Dilaporkan Hilang

Akan tetapi setelah berhari-hari, pencarian sempat terhenti, Selasa (30/8) sore. Puluhan warga dan relawan berkemas untuk pulang ke tempat masing-masing.

Penyebabnya adalah kabar penemuan jenazah pria di perairan Sungai Barito, tepatnya dekat jetty PT Talenta Bumi di Kecamatan Bakumpai.

Namun belakangan diketahui jenazah pria itu bukan Mukran, melainkan seorang warga Desa Murung Kupang, Kecamatan Babirik, Hulu Sungai Utara, bernama Burhan.

Kabar penemuan jasad Burhan juga sempat direspons keluarga Mukran. Salah seorang anggota keluarga mendatangi RSUD Abdul Aziz untuk melakukan identifikasi.

Akhirnya setelah dipastikan jenazah itu bukan Mukran, pencarian pun akhirnya kembali dilakukan mulai, Rabu (31/8) siang.

Sama seperti pencarian sebelumnya, warga dan relawan mendirikan tenda di lokasi yang diyakini sebagai di titik nol atau posisi awal sebelum Mukran dinyatakan hilang.

“Tentu kami masih berharap Abah (Bapak) dapat ditemukan, sehingga keluarga bisa tenang,” papar Zainudin, salah seorang anak Mukran.

Selain terus menjelajah ke berbagai area, termasuk sumur ikan yang direncanakan akan didatangi Mukran, pencarian juga telah menggunakan berbagai cara.

Mulai dari menerbangkan drone, hingga ritual tradisional semacam bagandang nyiru dan menabuh gong. Sejumlah ‘orang pintar’ juga sudah dimintai bantuan mencari Mukran, tetapi belum juga membuahkan hasil.

Keluarga bahkan sempat akan menggelar salat gaib atau salat jenazah tanpa jasad orang yang meninggal di tempat pelaksanaan.

Akan tetapi setelah berdiskusi dengan salah seorang ulama di Marabahan, rencana salat gaib tersebut dibatalkan lantaran Mukran belum dapat dipastikan meninggal.

“Akhirnya kami diberi masukan agar menggelar salat hajat di titik nol. Semoga dengan berserah diri kepada Allah, orang tua kami dapat ditemukan,” tandas Zainudin.