Kalsel

Sempat Menolak Dievakuasi, Kakek di Satui Tanbu Ditemukan Tewas

apahabar.com, BATULICIN – Sempat menolak dievakuasi saat banjir, seorang kakek bernama Habruddin Nor (70) di Kecamatan…

FOTO: Petugas memberikan garis polisi di rumah seorang kakek ditemukan meninggal dunia, Minggu (16/5/2021). Foto-Istimewa.

apahabar.com, BATULICIN – Sempat menolak dievakuasi saat banjir, seorang kakek bernama Habruddin Nor (70) di Kecamatan Satui, Tanah Bumbu (Tanbu) ditemukan tewas.

Jasadnya ditemukan warga di rumahnya sendiri, Minggu (16/5) sekira pukul 07.00 Wita.

Habruddin merupakan warga RT 03 Desa Sinar Bulan, Kecamatan Satui, Tanbu yang terdampak banjir.

“Ya benar seorang kakek meninggal dunia yang awalnya diketahui Ardianur (tetangga korban) yang hendak mengantarkan teh hangat dan air minum untuknya,” ungkap Kapolsek Satui, AKP Parman, kepada apahabar.com, Minggu (16/5) pagi.

Keterangan saksi…

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:

Dari keterangan saksi, kata Kapolsek, korban dipanggil tidak menyahut, setelah dilihat melalui jendela, ternyata korban sudah meninggal tidak bergerak di dalam kamar dekat pintu.

Sebelumnya juga, para saksi serta warga setempat sering mengajak korban untuk dievakuasi menuju pengungsian. Namun korban menolak dan malah memarahi yang mengajaknya.

“Keterangan saksi pada hari Kamis (13/5/2021) saat terjadi banjir pertama kali, si kakek sudah diajak mengungsi. Namun menolak dan marah-marah,” terangnya.

Menurut perkiraan, si kakek baru saja meninggal dunia, karena pada malam Minggu (15/5/2021) sekira pukul 20.00 WITA warga masih melihat korban di jendela.

“Diperkirakan korban meninggal karena terjatuh dari tempat tidur lalu terendam air yang masih menggenangi lantai rumahnya,” pungkas Kapolsek Satui.

Update Banjir

Banjir bertepatan dengan momen lebaran 1442 hijriah melanda sejumlah wilayah Kalimantan Selatan. Air bah menerjang tiga kabupaten sekaligus.

Sampai hari ini, bayang-bayang banjir bahkan masih mengintai warga di Satui, kecamatan yang berjarak 94 kilometer dari Batulicin, ibu kota Tanbu itu.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:

Pada hari kedua lebaran, luapan air sungai Satui makin menjadi-jadi. Ketinggian air naik drastis.

Kamis 13 Mei, ketinggian air tercatat masih 2 meter. Namun menginjak Jumat siang, tinggi air sudah 3 meter.

Praktis, rumah-rumah warga, sawah, hingga jalan provinsi pun terendam.

Hari kedua lebaran, BPBD mencatat lebih 145 rumah, 55 hektare sawah terendam.

Menginjak Minggu 16 Mei, jumlah pengungsi dilaporkan makin membengkak.

Empat tempat pengungsian saat ini sudah menampung 135 kepala keluarga (KK) atau 338 jiwa.

Jumlah pengungsi bertambah dari hari sebelumnya yang hanya 88 KK atau 242 jiwa.

BMKG memprediksi hujan akan kembali mengguyur Satui sepanjang hari ini.

Kepolisian setempat mengimbau warga untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.

POPULER SEPEKAN: Banjir Hebat hingga Cekcok Berdarah Warnai Lebaran di Kalsel