Sport

Sempat Ingin Pensiun, Aspar Jaelolo Malah Sabet Medali Emas Speed Climbing

apahabar.com, JAKARTA – Kemenangan Aspar Jaelolo di ajang International Federation of Sport Climbing (IFSC) Climbing World…

Aspar Jaelolo & Kiromal Katibin (instagram / @aspar_jaelolo)

apahabar.com, JAKARTA - Kemenangan Aspar Jaelolo di ajang International Federation of Sport Climbing (IFSC) Climbing World Cup 2022 di Jakarta akhir pekan lalu semakin luar biasa jika mengingat cedera parah yang diderita Aspar sejak 2019 lalu.

Atlet Panjat Tebing berusia 34 tahun ini mengalami cedera Flexor Tendon di jari tengah tangan kanannya. Cedera yang hampir menamatkan karirnya tiga tahun lalu.

Berpikir Untuk Pensiun Karena Cedera

"Sempat mikir mau pensiun waktu itu, karena mimpinya mau main di Olimpiade, kesempatannya 2020 Olimpiade Tokyo gagal karena satu minggu mau kualifikasi (saya) kecelakaan dan akhirnya engga maksimal di babak kualifikasi, akhirnya gak bisa ikut di Olimpiade Tokyo," jelas Aspar ketika dihubungi tim apahabar.com via sambungan telepon.

Aspar sukses memberikan kejutan dengan meraih medail emas dalam nomor speed putra di IFSC Climbing World Cup atau Piala Dunia Panjat Tebing 2022 seri Jakarta yang berlangsung di Lot 16-17 Sudirman Central Business District (SCBD), Sabtu (24/9/) lalu.

Bertekad Tembus Olimpiade Paris 2024

Kemenangan itu tidak luput dari perjuangan untuk mewujudkan mimpinya mengharumkan nama Indonesia di langit internasional. Pria kelahiran Donggala, Sulawesi Tengah ini bangkit menjadi lebih kuat karena keteguhannya menggapai mimpi terutama targetnya menaklukan Olimpiade 2024.

"Sekarang saya mau bangkit lagi, targetnya Olimpiade Paris 2024, Mau ga mau harus berjuang keras karena ada beberapa teman teman di tim sendiri sangat ketat persaingannya harus ngepush lebih kencang lagi," imbuhnya.

Meski berstatus sebagai atlet senior, namun semangatnya tidak padam. Aspar sanggup menaklukkan kompetitor sekaligus pemegang rekor tercepat dunia Kiromal Katibin dalam duel All Indonesian Final di ajang IFSC lalu.

Pemanjat berusia 34 tahun itu menyabet emas dengan catatan waktu 5,393 detik, sementara Kiromal Katibin mencatat waktu 5,757 detik.

"Kalau saya pribadi target saya fokus sama diri sendiri saja yang penting catatan waktu latihan keluar pada saat kompetisi, gimana bisa konstan dengan catatan waktu itu ahirnya bisa peluang medali ahirnya ke saya," ucap Aspar.

Bersaing Dengan Rekan Senegara

Menurut Aspar, catatan waktu yang mendekati 4 detik untuk atlet panjat adalah Kiromal Katibin dan Veddriq Leonardo sedangkan sisanya masih berada diangka 5 detik.

"Secara catatan waktu memang dia (Katibin) lebih cepat, dan sebelum dia juga ada pemanjat senior (yang lebih cepat). Di tim sendiri kita udah lihat perkembangannya, catatan waktu di latihan memang dia (Katibin) paling kencang," kata Aspar.

Lebih lanjut, menurutnya resiko atlet panjat tebing adalah tingginya resiko terjatuh, seperti kejadian yang menimpa Kiromal Katibin, padahal agar Katibin dapat menoreh rekor dunia dengan kecepatan di bawah 5 detik.

"Pembalap resikonya terjatuh jadi kurang beruntung aja dia (Katibin) kemarin itu, saya berharap dia itu jadi orang pertama dari Indonesia memecahkan rekor dunia dibawah 5 detik kita semua berdoa untuk teman teman semua," tutupnya.