Kalsel

Sempat Diguyur Hujan, Udara Marabahan Tetap Bau Asap

apahabar.com, MARABAHAN – Hujan yang disertai angin kencang, Kamis (31/10) sore, tidak cukup membuat kabut asap…

Kapolsek Mandastana, Ipda Maryono, membantu memadamkan api di sekitar TPA Tabing Rimbah, Kamis (31/10). Foto-Bastian Alkaf/apahabar.com

apahabar.com, MARABAHAN – Hujan yang disertai angin kencang, Kamis (31/10) sore, tidak cukup membuat kabut asap menjauh dari Marabahan, Kabupaten Batola.

Hujan mulai mengguyur Marabahan dan sekitarnya mulai pukul 17.30 Wita. Berlangsung selama 30 menit, hujan disertai petir dan angin yang cukup kencang. Ini merupakan hujan pertama selama kurang lebih dua pekan terakhir di Marabahan.

Namun setelah hujan reda, udara Marabahan masih berkabut dan berbau asap akibat kebakaran hutan dan lahan selama empat hari terakhir.

Kabut asap yang mengelilingi Marabahan kebanyakan merupakan kiriman dari daerah lain. Sementara pusat kebakaran berada di Kecamatan Rantau Badauh, Jejangkit, Mandastana dan Anjir Pasar.

Sedianya titik api mulai berkurang, seiring beberapa kali hujan yang turun sejak awal Oktober 2019. Namun api kembali mengamuk di lahan kosong, karena intensitas hujan yang belum merata.

“Kebakaran lahan mulai terjadi lagi sejak, Senin (28/10). Sebagian besar terjadi di kawasan yang cukup sulit dijangkau pemadam,” papar Kapolsek Mandastana, Ipda Maryono ketika memadamkan api di sekitar TPA Tabing Rimbah.

Hingga kembali berkobar dalam empat hari terakhir, kebakaran di Batola sudah menghanguskan 309,4 kehtare lahan dari 78 kali kejadian.

Ironisnya kebarakan lahan di Batola ini terjadi setelah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencabut status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Selatan.

“Sejak 31 Oktober 2019, status siaga di Riau selesai, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan selesai,” papar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo, seperti dilansir detik.com, Kamis (31/10).

“Dengan demikian, seluruh operasi kembali ke mode normal. Kami meyakini dampak yang ditimbulkan tidak terlalu besar, karena titik api sudah jauh berkurang,” tandasnya.

Memang berdasarkan pantauan sensor MODIS dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), titik api di Kalsel sudah menghilang. Hanya terpantai 4 titik api yang kesemuanya berada di Batola dan Banjar.

Baca Juga: Anggaran Capai Rp 273 M, Realisasi Baru 70 Persen

Baca Juga: Hujan Lokal Berpotensi Melanda 7 Wilayah

Reporter: Bastian Alkaf
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin