Kinerja Perseroan

Semester I 2023, Vale Indonesia Raih Laba Bersih 168,5 Juta Dolar AS

PT Vale Indonesia Tbk (INCO) membukukan laba bersih 168,51 juta dolar AS pada semester I 2023, meningkat 12 persen yoy dari sebelumnya 150,45 juta dolar AS.

Dokumentasi. Jajaran direksi PT Vale Indonesia Tbk dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Jumat (5/5/2023). Foto: ANTARA

apahabar.com, JAKARTA - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan entitas usaha membukukan laba bersih senilai 168,51 juta dolar Amerika Serikat (AS) pada semester I 2023, meningkat 12 persen year on year (yoy), dari sebelumnya sebesar 150,45 juta dolar AS pada periode yang sama tahun lalu.

CEO dan Presiden Direktur Vale Febriany Eddy menjelaskan laba bersih perseroan ditopang oleh pendapatan grup yang meningkat 17 persen (yoy) menjadi 658,9 juta dolar (AS) pada semester I 2023, dari sebelumnya sebesar 564,5 juta dolar AS pada periode yang sama tahun sebelumnya, sebagaimana keterangan di Jakarta, Jumat (28/7).

"Pendapatan tersebut terutama dikarenakan volume pengiriman yang lebih tinggi sebesar 6.208 metrik ton pada periode tersebut," ujar Eddy.

Namun demikian, sering dengan itu, beban pokok pendapatan Grup juga meningkat menjadi 438,4 juta dolar AS pada pada semester I-2023, dari sebelumnya sebesar 356,3 juta dolar AS pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Baca Juga: Akuisisi Saham Vale Oleh MIND ID Jadi Bulan Ini?

Selama semester I 2023, Eddy menjelaskan perseroan membukukan angka produksi mencapai 16.922 metrik ton, atau meningkat signifikan 35 persen (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Dia menjelaskan, hasil tersebut sejalan dengan target produksi tahunan Grup sekitar 70.000 metrik ton untuk tahun 2023.

“Ke depannya, kami akan terus berupaya untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya. Pada triwulan ini, Vale berhasil menurunkan biaya kas per unit produksi lebih jauh lagi, melampaui level yang pernah dicapai pada triwulan sebelumnya," ujar Eddy.

Sejak April 2023, dia melanjutkan perseroan memutuskan untuk mengalihkan sumber energi untuk burner dari HSFO ke batubara, didorong oleh penurunan harga batu bara.

Baca Juga: Divestasi Saham PT Vale, Pengamat: Pemerintah Miliki Peluang Besar

Dia menyebut perseroan akan tetap berkomitmen untuk selalu berupaya mengurangi biaya, termasuk penyesuaian komponen lainnya sebagai bagian dari upaya berkelanjutan dalam mengelola biaya.

Selain melakukan pengendalian biaya, perseroan mengambil sikap hati-hati dalam mengelola arus kas untuk mengantisipasi kondisi harga nikel yang tidak menguntungkan.

Selama kuartal II 2023, perseroan mengeluarkan belanja modal sekitar 60,8 juta dolar AS, atau meningkat 36 persen (yoy), dibandingkan dengan belanja modal pada semester II 2022.

"Keselamatan jiwa merupakan hal terpenting, Menghargai kelestarian bumi dan komunitas kita.Perseroan menghimbau pembaca untuk melihat ikhtisar pencapaian Grup, dimana pencapaian operasional dan hasil keuangan yang tidak diaudit telah dirangkum pada halaman-halaman selanjutnya," ujar Eddy.