Serba-serbi Ramadan 1444 H

Selama Bulan Ramadan, Omzet Penjual Pakkat Naik 100 Persen

Penjual makanan khas Mandailing Natal, Pakkat saat ini tengah disibuki banyak pesanan. Pasalnya penjual tersebut mengelami kenaikan omzet hingga 100 persen.

Penjual Pakkat di Jalan Letda Sudjono, Kota Medan, Sumatera Utara. Foto: Antara

apahabar.com, JAKARTA – Penjual makanan khas Mandailing Natal, Pakkat saat ini tengah disibuki banyak pesanan. Pasalnya penjual tersebut mengelami kenaikan omzet hingga 100 persen selama bulan Ramadan.

"Alhamdulillah, pada awal Ramadhan ini penjualan Pakkat sangat meningkat yang mencapai 100 persen lebih dari hari biasanya, karena bahan ini (ujung Pakkat)  dijadikan lalapan untuk berbuka puasa," ujar Penjual Pakkat, Dani seperti yang dikutip Antara, Minggu (26/3).

Penjualan makanan dari Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut) tersebut biasanya hanya laku 300 batang atau dua ikat di luar bulan Ramadhan. Tapi saat ini, penjualan bisa laku hingga 10 ikat atau 1000 batang rotan muda.

Baca Juga: Menjelajahi ‘Provinsi Seribu Sungai’ Kalsel Dalam Wisata Kerbau Rawa

"Kalau Ramadhan banyak peminatnya, karena sangat enak kalau dijadikan lalapan untuk makan setelah berbuka puasa," ujarnya.

Untuk memenuhi permintaan, Dani sampai memesan bahan baku dari kawasan Langga Payung, Kabupaten Labuhan batu Selatan dan Gunung Tua, Kabupaten Padang Lawas Utara.

Sama halnya yang dialami Putra Siregar yang juga mengalani kenaikan omzet penjualan Pakkat. Alasannya sama yaitu kenaikan permintaan imbas bulan Ramadan.

Baca Juga: PT KAI Sediakan 10.920 Tiket Murah Selama Lebaran 2023

Tapi, saat ini ketersediaan bambu rotan yang menjadi bahan baku Pakkat mengalami kendalan. Hal itu karena Kota Pinang yang sementara mengalami banjir.

"Jadi, para pengambil bambu rotan di sana memiliki kendala, alhasil pendistribusian melambung. Semoga banjir di sana cepat surut," harapannya.

Pakkat adalah makanan khas Mandailing Natal yang merupakan jajanan favorit saat Ramadhan. Harga yang dibandrol oleh pedagang tiga batang Rp10 ribu.

Hampir di semua daerah di Sumut banyak yang menjual makanan khas ini Mandailing dan Tapanuli Selatan ini.

Baca Juga: Harita Nickel Bantah JATAM Terkait Kerusakan Lingkungan di Pulau Obi

Pakkat merupakan dari batang rotan muda. Namun, tidak semua batang rotan bisa digunakan, hanya pucuk batang rotan muda yang dipakai untuk membuat Pakkat ini. Rotan muda ini kemudian dibakar lalu diambil bagian dalamnya.

Terpisah, salah satu pembeli Ikhsan Nasution mengaku rutin membeli Pakkat di bulan Ramadhan ini. Alasannya, bambu rotan muda ini sangat cocok untuk menjadi lahapan dengan sambal.

"Apalagi ini makanan khas Mandailing, jadi teringat kampung juga kalau makanan Pakkat. Hari biasa pun saya juga sering beli kalau melintas di kawasan ini," jelasnya.