Relationship

Selain Seksual, Kenali Bentuk dan Bahaya Perselingkuhan Emosional

Topik mengenai perselingkuhan selalu saja jadi isu panas. Terlebih bila hal tersebut menimpa publik figur, yang tak jarang akhirnya mendapatkan penghasilan dari

Ilustrasi dampak perselingkuhan Emosional. Foto: Klikdokter.

apahabar.com, JAKARTA - Topik mengenai perselingkuhan selalu saja jadi isu panas. Terlebih bila hal tersebut menimpa publik figur, yang tak jarang akhirnya mendapatkan penghasilan dari masyarakat.

Perselingkuhan biasanya dianggap sebagai hubungan seksual yang dilakukan seseorang ketika ia sudah menjalin komitmen serius dengan orang lain. Namun seiring perkembangan teknologi, definisi perselingkuhan kian meluas.

Melansir Kompas (6/5), saat ini perselingkuhan tidak hanya terbatas pada hubungan fisik (perselingkuhan fisik) saja, melainkan juga melibatkan perasaan dan pikiran. Istilah ini dinamakan perselingkuhan emosional (emotional cheating).

Perselingkuhan Emosional

Emotional cheating adalah jenis perselingkuhan di mana seseorang berbagi kedekatan emosional dengan lawan jenis yang bukan pasangan mereka. Misalnya, menjalin komunikasi intim dengan orang lain melalui pesan singkat atau telepon, atau bertemu orang baru yang dikenal dari internet atau kantor.

Tindakan-tindakan ini melanggar batasan dari hubungan platonis yang sehat dan dapat merusak kepercayaan dalam hubungan resmi. Karena definisinya yang luas, seringkali sulit untuk mengenali tanda-tanda perselingkuhan emosional.

Berikut beberapa petunjuk yang dapat membantu kita mengenali perselingkuhan emosional serta dampak negatif yang mungkin terjadi pada hubungan romantis yang tengah dijalin.

Perbedaan Selingkuh Fisik dengan Selingkuh Emosional

Perselingkuhan fisik vs perselingkuhan emosional Perbedaan utama antara perselingkuhan fisik dan perselingkuhan emosional yaitu adanya kontak fisik yang sebenarnya.

Biasanya, perselingkuhan terjadi ketika dua orang bertemu langsung dan terlibat dalam hubungan seksual. Sementara itu, dalam perselingkuhan emosional, interaksi bisa terjadi melalui pesan singkat di ponsel, atau saat makan siang dengan seseorang selain pasangannya, walau tidak ada keintiman secara fisik.

Banyak pelaku emotional cheating tidak menganggap tindakannya sebagai perselingkuhan. Mereka berpikir, karena tidak ada keintiman fisik, perilaku tersebut tidak bisa dianggap sebagai perselingkuhan. 

Tanda-Tanda Perselingkuhan Emosional

Perselingkuhan emosional dimulai dengan berbagi informasi pribadi, dan kedekatan yang semakin akrab. Hal ini bisa berlanjut hingga tercipta kedekatan non-seksual dan rasa nyaman dengan orang ketiga daripada pasangan.

Individu yang terlibat dalam perselingkuhan emosional bisa menceritakan sesuatu yang tidak pantas tentang hubungan resmi dengan orang ketiga, membandingkan pasangan "sah" dan orang ketiga, sampai merahasiakan hubungan mereka.

Jika interaksi dengan orang ketiga mengarah pada penurunan minat untuk menjalin keintiman secara emosional atau fisik dengan pasangan, atau merasa malas untuk menghabiskan waktu bersama pasangan, ini bisa menjadi sinyal bahaya. Daya tarik seksual juga bisa menjadi tanda perselingkuhan emosional, meski tidak selalu terlihat.

Batasan Perselingkuhan Emosional

Batasan-batasan perselingkuhan emosional seringkali kabur dan bervariasi, tergantung pada setiap individu. Oleh karena itu, ada baiknya mengandalkan perasaan dan intuisi pribadi.

Jika salah satu pihak merasa hubungan yang dijalin kekasihnya dengan orang lain mengganggu atau merusak hubungan utama, maka kemungkinan besar sang kekasih sudah melakukan perselingkuhan emosional.

Dampak Perselingkuhan Emosional

Beberapa orang menganggap perselingkuhan emosional tidak terlalu berbahaya karena lebih bersifat kasual dibandingkan perselingkuhan "konvensional". Namun faktanya, perselingkuhan emosional memiliki dampak yang sama, bahkan bisa lebih buruk daripada perselingkuhan fisik.

Perselingkuhan emosional dapat merusak ikatan emosional antara pasangan. Mempunyai teman --khususnya lawan jenis-- di luar hubungan romantis adalah sesuatu yang normal.

Lebih jauh, perselingkuhan emosional seringkali menjadi pintu masuk bagi jenis perselingkuhan lainnya, dan sama-sama dapat menyebabkan perceraian atau kandasnya hubungan seperti halnya perselingkuhan fisik.