Transportasi Global

Sektor Transportasi Global, Pakar: Gagal Penuhi Target Iklim Paris

Forum Transportasi Internasional (ITF) memperingatkan potensi kegagalan memenuhi target pengurangan emisi gas rumah kaca.

Foto Dokumen: Kendaraan energi baru beroperasi di zona demonstrasi nol karbon di Boao, Provinsi Hainan, China selatan, 28 Maret 2023. Foto: ANTARA/Xinhua/Wang Jingqiang

apahabar.com, JAKARTA - Forum Transportasi Internasional (ITF) memperingatkan potensi kegagalan memenuhi target pengurangan emisi gas rumah kaca dan mitigasi perubahan iklim.

Pada pembukaan KTT tahunannya di Leipzig, Jerman pada Rabu (24/5), ITF mengungkapkan bahwa sektor transportasi akan "melewatkan banyak pengurangan yang diperlukan untuk menjaga agar perubahan iklim tetap terkendali." Karena itu sektor transportasi global dianggap gagal.

Langkah-langkah dekarbonisasi yang sedang dilakukan saat ini hanya bisa mengurangi emisi CO2 terkait transportasi global sebesar tiga persen pada 2050, tulis ITF dalam laporan tahunannya.

Untuk memenuhi target net-zero Perjanjian Paris pada tahun 2050, emisi CO2 terkait transportasi harus turun setidaknya tiga persen setiap tahun hingga tahun 2030, Badan Energi Internasional (IEA) telah memperingatkan.

Baca Juga: Dukung Transportasi Massal, Kemenhub Bangun Terminal Bus Purworejo Baru

“Akan sangat penting untuk secara cepat meningkatkan teknologi dan bahan bakar yang kompetitif untuk memindahkan orang dan barang dengan emisi yang jauh lebih sedikit,” kata Young Tae Kim, Sekretaris Jenderal ITF.

Meskipun sektor transportasi tidak berada di jalur yang tepat untuk mencapai target net-zero, transportasi global masih mampu mengurangi emisi CO2 sekitar 80 persen dibandingkan tingkat tahun 2019 selama 25 tahun ke depan jika dekarbonisasi dipercepat, kata ITF.

Mencapai tujuan ambisius itu akan memerlukan kombinasi kebijakan pelengkap untuk menghindari aktivitas transportasi yang tidak perlu, peralihan ke moda transportasi bebas CO2, dan peningkatan efisiensi transportasi.

"Kita bisa melakukan semua ini jika kita mengambil tindakan yang lebih tegas sekarang," tegas Kim.

Baca Juga: Pemerintah Pusat Bangun Bandara di Penajam, Dukung Transportasi IKN

Meskipun mempercepat transisi ke transportasi rendah atau nol karbon akan membutuhkan investasi yang signifikan, hal itu tetap akan mencapai lima persen lebih rendah dari biaya kebijakan saat ini, menurut proyeksi ITF.

Karena konsekuensi perubahan iklim, Jerman sendiri menderita setidaknya 145 miliar euro (156,6 miliar dolar AS) kerusakan antara tahun 2000 dan 2021, menurut sebuah studi baru-baru ini yang ditugaskan oleh pemerintah negara tersebut. Pada tahun 2050, angka ini bisa mencapai 900 miliar euro lebih tinggi.

KTT ITF 2023, yang merupakan bagian dari Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), telah mempertemukan para menteri transportasi, CEO, dan pakar di sektor ini selama tiga hari pembicaraan tingkat tinggi dengan tema Transport Enabling Sustainable Economies.

KTT akan berlangsung hingga 26 Mei di bawah kepresidenan Inggris, dengan lebih dari 1.400 peserta dari 80 negara ambil bagian.