Kalsel

Sekolah Tatap Muka di Banjarmasin: Waktu Belajar Dipangkas, Sehari Hanya 5 Jam

apahabar.com, BANJARMASIN – November tinggal menghitung hari. Dinas Pendidikan (Disdik) Banjarmasin kian mantap membuka sekolah di…

Ada sederet ketentuan atau protokol kesehatan yang tak boleh dilanggar saat proses belajar-mengajar tatap muka kembali diterapkan. Foto: Antara

apahabar.com, BANJARMASIN – November tinggal menghitung hari. Dinas Pendidikan (Disdik) Banjarmasin kian mantap membuka sekolah di tengah pandemi Covid-19.

Hal tersebut terlihat dari kajian belajar tatap muka yang tengah digencarkan Disdik Banjarmasin.

Disdik Banjarmasin berkoordinasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 setempat, Jumat (23/10) besok.

Dari sana akan diketahui keputusan apakah sekolah boleh dibuka agar proses belajar mengajar secara tatap muka dapat kembali digelar.

Termasuk segala ketentuan mengenai apa yang dibolehkan maupun tidak selama proses belajar-mengajar tatap muka berlangsung.

Kepala Disdik Banjarmasin Totok Agus Darmanto mengakui proses belajar tatap muka perlu sarana dan prasarana pendukung.

Di ruangan kelas, misalnya, penataan mesti diatur sedemikian rupa agar memberi jarak fisik antar-kursi siswa.

Sementara jumlah peserta didik yang masuk dibatasi hanya 50 persen dari kapasitas normal.

"Jarak ini diusahakan 1,5 meter dengan maksimal jumlah 18 siswa peruangan kelas," ujar Totok kepada apahabar.com.

Lantas, bagaimana dengan sekolah di pelosok Kota Banjarmasin yang minim siswa?

Berarti, kata Totok, sekolah tersebut mesti memiliki mekanisme tersendiri dalam kajian belajar tatap muka.

Sistem dimaksud berupa sif atau sistem bergantian. Kewenangannya akan diberikan Disdik kepada tiap-tiap kepala sekolah.

"Kalau satu kelas muridnya hanya 20 saya kira masih bisa dilaksanakan tanpa perlu sif," pungkasnya.

Durasi waktu jadi perbedaan mencolok. Selama kondisi pagebluk, proses belajar-mengajar jadi 5 jam saja.

Atau dari hari Senin hingga Sabtu. Dari pukul 08.00 sampai 12.00 Wita.

Lebih jauh, siswa yang kembali bersekolah akan diawasi ketat untuk menerapkan protokol kesehatan.

Selain duduk berjarak, mereka wajib mencuci tangan sebelum masuk kelas, dan tetap mengenakan masker.

"Teknisnya nanti dari Gugus Tugas karena perlu melibatkan stakeholders lain," ucapnya.

Sampai hari ini, total terinfeksi virus Corona di Banjarmasin mencapai 3.474 kasus, dengan rincian 138 dirawat, 3.078 sembuh, dan 164 lainnya meninggal dunia.

Menurut Totok, siswa SD berpotensi lebih besar tertular Covid-19. Karenanya, tak semua sekolah yang kembali buka. Minimal tingkatan SMP dulu.

Ibu kota Kalsel sendiri memiliki sedikitnya 35 sekolah level menengah pertama. Sementara SD mencapai 213 sekolah.

“Ini karena desakan dari orang tua (SD) juga yang tidak memperbolehkan,” ujarnya.

Tersisa 2 Zona Merah

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:

Disdik telah mengeluarkan surat edaran (SE) terkait persiapan pembelajaran tatap muka secara terbatas.

SE bernomor 800/4477-Sekr/Dipendik/2020 dibuat berdasar surat keputusan bersama empat menteri.

Yaitu Mendikbud, Menteri Agama, Menkes, dan Mendagri.

SE ditujukan kepada pihak sekolah, baik SD maupun SMP.

Pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan pada tahun ajaran 2020/2021 boleh dilakukan secara bertahap di daerah zona hijau dan zona kuning.

Total zona merah di Banjarmasin kini tersisa dua. Yakni Kelurahan Sungai Miai dan Seberang Masjid.

Sedangkan zona kuning menyentuh 12 kelurahan. Sisanya zona hijau dari 52 kelurahan yang ada.

Ortu Oke, Belajar Tatap Muka di SMP Banjarmasin Dimulai November