Kalsel

Sekolah Tatap Muka di Banjarmasin: Guru Diswab, Siswa Positif Covid-19 Dihentikan

apahabar.com, BANJARMASIN – Pemkot Banjarmasin tengah mematangkan persiapan pembelajaran tatap muka di tingkat Sekolah Menengah Pertama…

Proses belajar tatap muka di sejumlah sekolah dasar dan menengah resmi dimulai pagi ini. Foto: Dok.apahabar.com

apahabar.com, BANJARMASIN – Pemkot Banjarmasin tengah mematangkan persiapan pembelajaran tatap muka di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Sebagai informasi, Banjarmasin memiliki 35 SMP. Pembelajaran tatap muka sedianya dimulai 11 Januari mendatang.

Sampai hari ini, ancaman Covid-19 masih membayangi aktivitas warga ibu kota Kalsel.

Sebagai informasi, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 Banjarmasin secara keseluruhan mencapai 3990 pasien, 183 di antaranya kasus aktif, 3630 sembuh, dan 177 meninggal dunia.

Karenanya, sebelum resmi memberlakukan sekolah tatap muka, Pemkot akan melakukan swab test ke tenaga pengajar.

"Seluruh guru yang akan mengikuti pembelajaran tatap muka itu harus diswab dulu," ujar Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina, Selasa (29/12).

Tes usap dilakukan Pemkot Banjarmasin secara gratis. Dan diprioritaskan kepada tenaga pengajar yang memiliki risiko tinggi penularan Covid-19.

"Atau yang mempunyai penyakit penyerta. Itu akan diswab lebih dahulu supaya memastikan bahwa mengikuti pembelajaran tatap muka atau istirahat di rumah," pungkasnya.

Selain itu, Ibnu mengatakan per enam hari sejak dimulainya pembelajaran tatap muka akan dilakukan evaluasi mencakup keamanan dan kesehatan sekolah.

Hal itu, kata Ibnu, supaya memastikan tenaga pengajar terbebas dari Covid-19.

"Minimal dirapid test terlebih dahulu," ucapnya.

Ibnu menegaskan protokol kesehatan (prokes) harus diketatkan pihak sekolah ketika pembelajaran tatap muka.

Jika tidak, Ibnu tak sungkan akan menghentikan proses belajar tatap muka.

Terlebih, apabila siswa mau pun tenaga pengajar ditemukan terkonfirmasi positif Covid-19.

"Catatan pentingnya, begitu ditemukan kasus Covid-19 di sekolah, maka pembelajaran tatap muka kita hentikan," tegasnya.

Lantas bagaimana ke depannya?

Ia menerangkan proses pembelajaran tatap muka kembali pada poin awal.

Yakni sekolah harus mengusulkan kembali ke Dinas Pendidikan (Disdik) hingga meminta persetujuan orang tua murid.

"Artinya dilakukan dari awal lagi sampai mendapatkan izin kembali," pungkasnya.

Diwartakan sebelumnya, Pemkot Banjarmasin bakal menerapkan kembali pembelajaran tatap muka di tengah pandemi Covid-19 per 11 Januari mendatang.

Rencananya, pembelajaran tatap muka di tanggal tersebut akan diterapkan di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Banjarmasin memiliki 35 SMP.

Keputusan tersebut diambil Wali Kota Ibnu Sina, salah satunya, untuk menindaklanjuti Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri. Yakni, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama (Menag), Menteri Kesehatan (Menkes), dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Semester Genap Tahun Ajaran dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Covid-19.

Sementara, untuk tingkat SD Pemkot Banjarmasin akan memulainya pada 18 Januari 2021 atau sepekan kemudian.

Namun itu baru sebatas simulasi pembelajaran tatap muka.

Di jenjang SD, tidak semua kelas yang memberlakukan tatap muka. Ibnu bilang hanya bisa kelas 4 hingga 6 saja.

Sisanya, dari kelas 1 hingga 3 masih menerapkan pembelajaran jarak jauh secara daring atau online.

Ketentuan itu, ujar Ibnu, sekaligus menindaklanjuti usulan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

"Untuk PAUD dan TK belum kita izinkan," pungkasnya.

Ibnu berharap keputusan tersebut bisa menjawab harapan dan pertanyaan warga Banjarmasin untuk mulai menerapkan kembali pembelajaran tatap muka.

"Tentu tidak mudah memutuskannya dan pilihan terbaik adalah memberlakukan pembelajaran tatap muka," pungkasnya.

Resmi, Banjarmasin Mulai Belajar Tatap Muka 11 Januari di 35 Sekolah