Kalsel

Sekolah Tatap Muka di Banjarmasin, dan Alasan Mengapa Guru Tak Diswab

apahabar.com, BANJARMASIN – Pembelajaran tatap muka di Banjarmasin sebentar lagi dimulai. Pekan pertama November sekolah bakal…

Disdik Banjarmasin kembali membuka sekolah untuk menerapkan pembelajaran secara tatap muka di tengah pandemi Covid-19 November mendatang. Foto ilustrasi: Radioidola.com

apahabar.com, BANJARMASIN – Pembelajaran tatap muka di Banjarmasin sebentar lagi dimulai.

Pekan pertama November sekolah bakal kembali dibuka secara terbatas lantaran pandemi Covid-19 tak kunjung berakhir.

Para wali murid pun diminta ekstra waspada menerapkan protokol kesehatan secara ketat kepada anak mereka.

Pasalnya Dinas Kesehatan (Dinkes) tidak akan melakukan pemeriksaan Covid-19 kepada guru dan tenaga pengajar.

"Kalau swab guru di Banjarmasin terlalu banyak. Kemungkinan rapid test, tapi kita pertimbangan dulu," ujar Kepala Dinkes Banjarmasin, Machli Riyadi kepada apahabar.com.

Dengan begitu Machli mendesak sekolah yang kembali menerapkan belajar tatap muka taat protokol kesehatan.

Sekolah Tatap Muka di Banjarmasin: Waktu Belajar Dipangkas, Sehari Hanya 5 Jam

Sekolah diwajibkan menyediakan tempat cuci tangan yang banyak sebagai syarat menerapkan sistem pembelajaran normal.

“Kita meminta tempat cuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir, kita tidak merekomendasikan hand sanitizer,” ujar Machli.

Selain itu ia juga meminta agar tidak ada kontak fisik antara guru dengan murid, atau murid sesama murid.

Termasuk budaya salaman dan cium tangan murid terhadap guru guna meminimalkan penularan Covid-19 di lingkungan sekolah.

“Untuk sementara tidak ada sentuhan fisik baik guru dengan murid atau sesama murid, dan murid dilarang mencium tangan guru,” paparnya.

Dalam pembelajaran tatap muka itu akan ada sejumlah ketentuan yang mesti diikuti.

Seperti jarak duduk murid minimal 1 meter, dan kapasitas kelas tidak boleh terisi penuh.

“Kapasitasnya hanya 50 persen dari jumlah kapasitas sebenarnya, dan nanti pembelajaran juga dibagi per sif,” jelasnya.

Pun saat proses belajar-mengajar dimulai. Murid dan guru wajib menggunakan Masker.

“Tapi tentunya harus ada simulasi terlebih dahulu,” lanjutnya.

Disdik Banjarmasin bulat menerapkan kembali pembelajaran tatap muka di tengah pandemi Covid-19.

Keputusan tersebut berdasar pertimbangan pada hasil rapat dengan Gugus Tugas Covid-19 Banjarmasin, Jumat (23/10) pagi.

“Gugus Tugas telah memberikan rekomendasi untuk tingkat SMP, untuk SD belum,” ujar Kepala Disdik Banjarmasin Totok Agus Daryanto.

Ibu kota Kalsel memiliki 35 sekolah level menengah pertama. Sementara SD mencapai 213 sekolah.

Keputusan belajar tatap muka juga bersandar pada surat keputusan bersama 4 menteri. Yakni Mendikbud, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Mendagri.

Surat edaran tersebut terkait persiapan pembelajaran tatap muka secara terbatas atau secara bertahap di daerah zona hijau dan kuning.

Adapun di Banjarmasin sendiri masih tersisa dua zona merah. Sedangkan untuk zona hijau menyentuh 12 kelurahan. Sisanya zona hijau dari 52 kelurahan yang ada di Banjarmasin.

Sampai hari ini total terinfeksi Covid-19 Banjarmasin mencapai 3.474 kasus, dengan rincian 138 dirawat, 3.078 sembuh, dan 164 meninggal dunia karena corona.

Karenanya meski telah mendapat rekomendasi Gugus Tugas, penerapan belajar tatap muka juga akan melalui persetujuan Plt Wali Kota Banjarmasin Hermansyah.

Termasuk persetujuan orang tua, dan visitasi Gugus Tugas ke sekolah-sekolah yang mengajukan belajar tatap muka.

“Untuk memastikan syarat-syarat protokol kesehatan terpenuhi,” ujar Machli.