HUT PDIP

Sekjen: Jokowi Tak Lagi Jadi Tamu VVIP di HUT PDIP

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, mengungkap jika Presiden Joko Widodo tak lagi menjadi tamu vvip dalam acara HUT ke-51 PDIP.

Presiden Jokowi memberikan keterangan seputar isu terkini di Istana Merdeka, Jakarta. Foto: Antara

apahabar.com, JAKARTA - Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, mengungkap jika Presiden Joko Widodo tak lagi menjadi tamu vvip dalam acara HUT ke-51 PDIP.

Adapun hal tersebut disampaikan Hasto lantaran Presiden Jokowi mempunyai tugas negara untuk berkunjung ke Filipina.

“Sehingga vvip kami ya rakyat, wong cilik, akar rumput, maka peringatan itu dilaksanakan ditingkat RT dan RW. Jadi sangat clear bahwa bapak presiden sudah ada tugas beliau ke Filipina. Tugas yang penting,” kata Hasto, di Jakarta, Senin (8/1).

Baca Juga: Hasto Akui Presiden Tak Hadiri HUT PDIP, Ada Tugas Negara

Hasto mengatakan, peringatan HUT ke-51 PDIP yang bertema 'Satyam Eva Jayate, Kebenaran Pasti Menang' akan dibuka di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan pada pukul 10.00 WIB.

"Sekolah partai merupakan tempat untuk mendidik kader-kader partai yang punya moralitas dan etika politik yang baik, memiliki komitmen kerakyataan menjadikan falsafah Pancasila dengan komitmen pembebasan nasib wong cilik terus meneris di perjuangkan oleh seluruh kader partai,” kata Hasto, dalam paparannya.

Politisi asal Yogyakarta ini juga menyebut, jika Sekolah Partai PDIP menggambarkan ideal tentang politik kekinian yang diwarnai dengan oleh praktik-praktik deriberalisasi, politik yang seharusnya menempatkan kedaulatan berada di tangan rakyat.

Baca Juga: PDIP Sebut Pertemuan Jokowi dan Airlangga Biasa Saja

Tetapi, kata Hasto, justru diwarnai oleh berbagai bentuk intimidasi, ancaman terhadap kualitas demokrasi yang seharusnya rakyat menjadi orientasi bagi seluruh partai politik dan pasangan calon presiden dan wakil presiden.

"Sehingga gambaran ideal dari sekolah partai ditunjukan," terang Hasto.

Hasto melanjutkan, peringatan HUT ke-51 PDIP merupakan momentum untuk melakukan kritik-otokritik atas perjalanan PDIP dan rekam jejak sejarah yang begitu panjang. Apalagi, jauh sebelum Indonesia merdeka melalui Partai Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan oleh Bung Karno.