Perubahan Iklim

Sejumlah Musisi Kumpul di Ubud Mengambil Aksi Terhadap Perubahan Iklim

Beberapa musisi ternama Indonesia berkumpul di Ubud, Bali untuk mengatasi salah satu isu paling darurat di dunia, perubahan iklim.

Beberapa musisi ternama Indonesia berkumpul di Ubud, Bali untuk mengatasisalah satu isu paling darurat di dunia: perubahan iklim. Mereka berkumpul dalam sebuahkegiatan lokakarya tentang musik dan aktivisme yang diadakan pada tanggal 12 - 15 Juni 2023. Foto: Kopernik

apahabar.com, JAKARTA – Indonesia merupakan salah satu kontributor terbesar emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh deforestasi dan ketergantungan akan batu bara. Untuk mengatasi masalah itu, Indonesia menetapkan target untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) atau Nol Emisi pada 2060.

Sementara itu, pemerintah Bali dengan ambisius memasang target Bali mencapai nol emisi pada tahun 2045 atau15 tahun lebih cepat dari target nasional. Meskipun demikian, masih banyak tantangan yang perlu dibenahi untuk mencapai target itu, salah satunya terkait kesadaran publik.

Untuk menggugah kesadaran tersebut, beberapa musisi Indonesia berkumpul di Ubud, Bali untuk bicara tentang isu paling darurat di dunia, perubahan iklim. Mereka berkumpul dalam sebuah lokakarya bertajuk Sound the Alarm tentang musik dan aktivisme yang diadakan pada tanggal 12 - 15 Juni 2023.

Pada kegiatan itu, sejumlah musisi bersama pakar iklim dan lingkungan berkumpul untuk berdiskusi secara mendalam tentang isu iklim, serta menggali bagaimana kekuatan musik dan seni dapat menjadi alat yang efektif untuk mendorong perubahan.

Baca Juga: Atasi Krisis Iklim, FAO Serukan Perlindungan Hutan Global

Salah satu inisiator dari kegiatan Sound the Alarm, Gede Robi dari band Navicula saat melakukan orasi di Bundaran HI, Jakarta. Foto: Kopernik

Salah satu inisiator dari kegiatan tersebut, Gede Robi vokalis band Navicula menjelaskan situasi krisis iklim semakin parah. Perubahan iklim mengancam segala hal yang kita cintai, termasuk warisan musik.

"Ini bukan hanya tugas pemerintah atau LSM. Inilah alasan kami musisi dari berbagai genre bersatu untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim," ungkapnya dalam keterangan tertulis dikutip Jumat (16/6).

Sebagai bagian dari kegiatan ini, para musisi juga melakukan penanaman pohon untuk mengimbangi emisi karbon yang dihasilkan (carbon offsetting) dari perjalanan para musisi dari kota asalnya ke Bali. Kegiatan penanaman pohon dilakukan di sekitar area Monkey Forest, Ubud sebagai aksi nyata mereka terhadap pelestarian ekosistem lokal.

Lokakarya itu merupakan rangkaian kegiatan yang diusung oleh IKLIM, singkatan dari The Indonesia Knowledge, Climate, Arts & Music Lab atau Lab Pengetahuan, Iklim, Seni & Musik Indonesia. IKLIM merupakan sebuah kolektif musisi dan seniman yang peduli terhadap isu iklim dan bertujuan untuk mengajak masyarakat agar peduli dan mengarusutamakan isu perubahan iklim.

Baca Juga: SwissCham Indonesia Wujudkan Pertanian Berkelanjutan dan Antisipasi Krisis Iklim

Selanjutnya dalam beberapa bulan ke depan, sebuah album kompilasi kumpulan lagu para musisi akan diproduksi dan diluncurkan oleh label Alarm Records, sebuah label musik berkelanjutan dan ramah lingkungan pertama di Indonesia. Kumpulan lagu di album kompilasi itu banyak mengangkat isu lingkungan dan juga krisis iklim.

Para musisi melakukan penanaman pohon bersama guna mengimbangi emisi karbon yang dihasilkan (carbon offsetting) dari perjalanan para musisi dari kota asalnya ke Bali. Foto: Kopernik

Menurut Gede Robi, musisi memiliki peran penting dalam meningkatkan kesadaran publik tentang isu iklim di Indonesia. Mereka dapat menyampaikan pesan melalui musik, pertunjukan, dan memobilisasi para penggemar untuk mengambil aksi nyata.

“Industri musik juga menghasilkan emisi karbon dan berkontribusi pada krisis iklim. Kami menyadari ini dan ingin turut bertanggung jawab atas hal ini,” pungkas Robi.

Sebelumnya para musisi ini juga telah bergabung dalam sebuah gerakan global, Music Declares Emergency (MDE) yang mempersatukan musisi dan pecinta musik dalam merespon krisis iklim.