Sejumlah Jalan Terputus, Dari Jembatan hingga Rumah di Lumajang Tertimbun Material Vulkanik Semeru

Material awan panas dari erupsi Gunung Semeru membuat dua jembatan di kawasan Kabupaten Lumajang tertimbun.

Seorang warga mengumpulkan barang-barang bekas dari rumahnya yang rusak, di kawasan yang terkena dampak letusan Gunung Semeru, di Curah Roboan, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, 7 Desember 2021. Foto-Reuters/Willy Kurniawan via Tempo

apahabar.com, LUMAJANG - Material awan panas dari erupsi Gunung Semeru membuat dua jembatan di kawasan Kabupaten Lumajang tertimbun.

Dilaporkan satu jembatan yang tertimbun material longsor dilaporkan berada di Dusun Kajar Kuning, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, dan satu lagi di jembatan darurat Gladak Perak.

Diinformasikan juga, sejumlah rumah warga juga dilaporkan di Dusun Curah Kobokan dan Dusun Kajar Kuning, Desa Sumberwuluh, juga tertimbun material dari abu vulkanik Gunung Semeru.

Dilansir okezone.com, Bupati Lumajang Thoriqul Haq menuturkan, Dusun Kajar Kuning menjadi salah satu lokasi terparah terdampak erupsi Gunung Semeru pada Minggu ini (4/12). Ia pun turut meninjau dampak timbunan abu vulkanik di rumah dan jembatan yang biasa dilalui warga dari Pronojiwo melalui Curah Kobokan.

"Jadi, untuk akses ke Pronojiwo melalui Curah Kobokan saat ini tidak bisa dilalui. Kami masih kordinasi untuk supaya jalur jembatan gantung Gladak Perak bisa digunakan secara bergantian atau diatur jam operasional," kata Thoriqul Haq.

Cak Thoriq, sapaan akrabnya menjelaskan, bahwa Dusun Kajar Kuning memang menjadi daerah yang paling terkena dampak pada APG kali ini. Dusun ini juga masuk dalam peta kerawanan bencana alias zona merah Gunung Semeru.

"Kajar Kuning desa yang hari ini terdampak material erupsi Semeru turun memang wilayah yang sebelumnya kami putuskan menjadi zona merah dan tidak ada permukiman. Tahun lalu kena erupsi, sekarang yang paling parah terkena luapan APG," ujar Cak Thoriq.

Sejauh ini dari ribuan jiwa yang mengungsi di sejumlah lokasi di Kabupaten Lumajang pada Minggu sore sebagian sudah mulai kembali ke rumahnya masing-masing. "Sebagian sudah ada yang kembali ke rumah masing-masing," tandasnya.

Sebelumnya, Gunung Semeru mengalami peningkatan aktivitas dengan ditandai luncuran awan panas beberapa kali. Terjauh sepanjang Minggu (4/12) awan panas meluncur hingga radius 13 kilometer dan 7 kilometer ke arah barat daya.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan bahwa status gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut telah dinaikkan dari Level 3, atau Siaga menjadi Level 4 atau Awas sejak Minggu (4/12) pukul 12.00 WIB.

Tingkatan status gunung berapi ada empat yakni paling rendah pada level Normal (Level 1), Waspada (Level 2), Siaga (Level 3) dan Awas (Level 4).

PVMBG merekomendasikan kepada masyarakat agar tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak atau pusat erupsi.

Di luar jarak tersebut, masyarakat juga diharapkan tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai atau sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.

Hingga Minggu petang, aktivitas Gunung Semeru berangsur-angsur melandai. Meski secara status masih berada di level IV atau awas. Asesmen sementara belum dilaporkan korban jiwa maupun luka-luka dalam erupsi Gunung Semeru yang tepat terjadi pasca erupsi dahsyat pada 4 Desember 2021.