Tak Berkategori

Sejarah Masjid Raya Sabilal Muhtadin (2), Soeharto Sumbang ‘Kubah Emas’

apahabar.com, BANJARMASIN – Rencana pembangunan Masjid Raya Sabilal Muhtadin di Banjarmasin sempat terhenti akibat peristiwa G30S/PKI….

Suasana shalat Ied di Lapangan Merdeka tahun 1960-an, sebelum dibangunnya Masjid Raya Sabilal Muhtadin. Foto-zamrudkhatulistiwa34.blogspot.com

apahabar.com, BANJARMASIN - Rencana pembangunan Masjid Raya Sabilal Muhtadin di Banjarmasin sempat terhenti akibat peristiwa G30S/PKI. Rencana pembangunan baru dilanjutkan pada masa Gubernur Subardjo di tahun 1974.

Menurut Ketua Kajian Sejarah, Sosial, dan Budaya Kalimantan (LKS2B), Mansyur, di masa kepemimpinan Gubernur Subardjo inilah pembangunan Masjid Raya Sabilal Muhtadin ditargetkan akan rampung selama 10 tahun.

"Pembangunan Masjid Raya ini dipercayakan kepada PT. Griya Cipta Sarana. Kemudian sebagai pelaksana pembangunan dipercayakan kepada Enigeering P.T. Sementara. Unsur elemen hias (aesthetic element) terutama mengenai kaligrafi serta hiasan-hiasan khas dipercayakan kepada PT. Decenta Bandung," ungkap Mansyur.

Sebagai tindak lanjut pembangunan Masjid Raya, dibuatlah kesepakatan antara DPRD dan Gubernur (Kepala Daerah). Dalam kesepakatan tersebut, diputuskan bahwa pembangunan Masjid Raya dicantumkan dalam APBD Provinsi Kalimantan Selatan dan didukung sepenuhnya oleh Kodam X/Lambung Magkurat.

Baca Juga: Masjid Raya Sabilal Muhtadin (1), Begini Sejarah Dibangunnya

Selanjutnya, antara Gubernur Kepala Daerah dengan Pangdam X/Lambung Mangkurat Iksan Sugiarto diadakan persetujuan tukar menukar komplek Asrama Tatas (komplek tentara) dan kemudian diteruskan oleh Bapak Supardjo.

Persetujuan tukar menukar itu kemudian direstui oleh Menhankam serta Presiden RI. Setelah segala sesuatunya rampung, maka pada tanggal 10 November 1974 seusai memperingati Hari Pahlawan, Gubernur Subardjo dengan resmi melakukan pemancangan tiang pertama.

"Setelah lebih kurang lima tahun pembangunan, tampaklah bangunan utama Masjid Raya yang telah lama diidamkan masyarakat Banjarmasin," kata Dosen ULM Banjarmasin itu.

Mansyur mengutip, Dwie Sudarlan, dalam Mozaik 42 Masjid Kalimantan Selatan (2013) mengungkapkan Masjid Raya Sabilal Muhtadin pertama kali dipergunakan pada 31 Oktober 1979, yakni tepat pada Hari Raya Idul Adha 1399 H.

"Meskipun pada waktu itu, masih banyak yang perlu dibenahi dan disempurnakan seperti menara, halaman sekeliling masjid, sarana jalan, dan sebagainya," terang Mansyur.

Untuk penyempurnaan yang masih diperlukan pada pembangunan Masjid tersebut, lanjut Mansyur, masyarakat Banjarmasin baik muslim maupun non-muslim turut serta membantu penyelesaian Masjid Raya dari berbagai bentuk baik materi maupun tenaga.

"Presiden RI, Bapak Soeharto memberikan bantuan berupa sebuah 'kubah emas' bersama Menteri Dalam Negeri saat itu Amir Machmud yang digunakan untuk membangun menara besar Masjid Raya," pungkasnya.

Reporter: Muhammad Roby
Editor: Muhammad Bulkini