Kalsel

Sejarah Baru, Bendera Terpanjang di Kalsel Berkibar di Aston Banua

apahabar.com, BANJARMASIN – Untuk kali pertama, sang saka merah putih dikibarkan di gedung tertinggi di Kalimantan…

Pengibaran bendera di Hotel Astona Banua disebut sebagai sejarah baru di Kalsel. Foto: apahabar.com/Rizal Khalqi

apahabar.com, BANJARMASIN – Untuk kali pertama, sang saka merah putih dikibarkan di gedung tertinggi di Kalimantan Selatan (Kalsel).

Pengibaran kali ini bertepatan dengan perayaan HUT ke-75 Republik Indonesia, Senin (17/8).

Sekitar pukul 10.00, bendera sepanjang 100 meter dan lebar 6,5 meter itu mulai berkibar di Hotel Aston Banua, Jalan Ahmad Yani, Kilometer 11,8, Kabupaten Banjar.

“Mengibarkan bendera tertinggi melambangkan tingginya keinginan kita. Ketinggian semangat kita melawan Covid-19,” ungkap General Manager Hotel Aston Banua, Andri Kurniawan kepada apahabar.com.

Sosok di Balik Berkibarnya Bendera Terpanjang di Banua

Bendera yang dijahit oleh warga asli Banjar itu juga disimbolkan sebagai motivasi buat masyarakat Kalsel untuk selalu memberikan yang terbaik pada negeri.

Rencananya, bendera ini akan dikibarkan hingga akhir Agustus 2020 mendatang.

Lantas berapa biaya pengibaran bendera sepanjang itu?

Andri membeberkan biayanya ditaksir lebih dari Rp 30 juta. Dikerjakan selama lima hari.

Adapun bendera dikibarkan oleh tujuh anggota TNI dari Rindam VI/Mulawarman, yang dipimpin oleh Mayor Inf Sujarno, Kepala Departemen Jasmani Rindam VI/ Mulawarman.

Bendera dikibarkan menurun dari puncak gedung yang tingginya lebih dari 100 meter.

Tujuh orang anggota TNI itu punya tugas masing-masing. Dari memegang bentang kiri, kanan, hingga pengendali bendera di atas hotel.

Pengibaran bendara itu juga dihadiri oleh Komandan Korem 101/Antasari Brigadir Jenderal TNI Firmansyah dan Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor.

Sahbirin bilang pengibaran bendera tertinggi itu adalah sejarah baru di Kalsel.

“Ini semangat yang kita aplikasikan dari pahlawan kita dari situasi kondisi kita hari ini,” kata Paman Birin, sapaan akrabnya.

Editor: Fariz Fadhillah