Tak Berkategori

Sejarah Amerongen (1); Kampung di Banjarmasin yang Terinspirasi Eksotisme Negeri Tulip

apahabar.com, BANJARMASIN – Amerongen adalah sebuah kampung yang dulunya pernah ada di Banjarmasin. Nama Amerongen tersebut…

Desa Amerongen di Belanda. Foto-Istimewa

apahabar.com, BANJARMASIN - Amerongen adalah sebuah kampung yang dulunya pernah ada di Banjarmasin. Nama Amerongen tersebut diambil dari nama desa yang terdapat di provinsi Utrecht, Belanda.

"Bagi yang pernah berkunjung ke Negeri Tulip (Belanda), pasti tidak asing lagi dengan nama Desa Amerongen. Sebuah desa di provinsi Utrecht, Belanda," ungkap Ketua Kajian Sejarah, Sosial, dan Budaya Kalimantan (LKS2B), Mansyur.

Baca Juga: Sejarah Amerongen (3); Bagian Strategi Politik Belanda

Menurut Dosen ULM Banjarmasin itu, desa ini bagian dari kotamadya Utrechtse Heuvelrug, terletak di sekitar Amerongse Berg dekat Nederrijn di bagian tenggara. Utrechtse Heuvelrug sekarang menjadi taman nasional. Sementara Amerongen berpenduduk 5.166 jiwa berdasarkan sensus pada awal tahun 2015.

Banyak hal menarik di Amerongen, lanjut Mansyur. Sebut saja Kasteel Amerongen, yang terletak persis di sebelah selatan desa. Bangunan ini dihancurkan sewaktu Perancis pada tahun 1672. Kaisar terakhir Jerman Wilhelm II tercatat menghabiskan satu setengah tahun di istana sebelum pindah ke Huize Doorn.

Pada tanggal 28 November 1918, dia menandatangani janji pengabdiannya di Castle Amerongen. Selain memiliki banyak kanal, di wilayah sekitar Amerongen juga terdapat lanskap alam seperti Amerongse Berg, Hazenberg, Vlakke Berg, Geerenberg, Zuilensteinse Berg dan Galgenberg.

"Setidaknya, catatan historis maupun keindahan lanskap alam inilah yang menginspirasi munculnya penamaan yang sama bagi beberapa tempat di Hindia Belanda," terang Mansyur.

Baca Juga: Sejarah Amerongen (2); Kampung Eropa di Banjarmasin yang 'Terlupakan'

Diantaranya, sambungnya, Benteng Amerongen, tempat pertahanan yang diserang oleh Tuanku Tambusai tahun 1833 dalam perangnya terhadap pendudukan kolonial di daerah Rao dan Mandailing (Sumatera).

"Di Banjarmasin, Borneo (Kalimantan) bagian selatan. Pada masa Hindia Belanda, juga terdapat nama yang dikenal dengan kampung Amerongen atau Amerong," kata Mansyur.

Uniknya, ketenaran nama Amerongen juga didukung munculnya sederet klan keluarga dari Amerongen yang pernah berkarir di Hindia Belanda sebagai ambtenaar.

Diantaranya W.F.H. van Amerom (West Coast of Sumatra-Governor), Baron Henri Robert Joost Waldemar Taets van Amerongen (‌meninggal 16 October 1920 di Soerabaja), Baron Jan Willem Adriaan Taets van Amerongen (meninggal 18 September 1944 di Bengkulu), Barones Xenia Anna Maria Taets van Amerongen (lahir di Jogjakarta dan meninggal 16 January 1975 di Hilversum), serta tokoh lainnya. Demikian dicatat Jan van Riebeeck zijn voor en nageslacht Den Haag, 1952.

Pada sumber lainnya, dipaparkan tokoh dari Amerongen terkenal adalah anggota resimen pasukan elit The Dutch Indian Brigade, Letkol G.G. Baron Taets van Amerongen.

Pasukan ini berangkat ke Hindia Belanda pada bulan Oktober dan November 1815. Kemudian tercatat nama korban perang tahun 1943 yang dibunuh tentara pendudukan Jepang di Tatas, Banjarmasin yakni Albert Lodewijk Alexander van Amerom (1889-1943).

Reporter: Muhammad Robby
Editor: Muhammad Bulkini