News

Sebut Hepatitis Akut Misterius Tak Semenular Cacar, Begini Penjelasan Menkes

apahabar.com, JAKARTA – Kemenkes telah berkoordinasi dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Inggris maupun Amerika…

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin. Foto-Net.

apahabar.com, JAKARTA – Kemenkes telah berkoordinasi dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Inggris maupun Amerika Serikat. Dari hasil koordinasi tersebut di antaranya diketahui hepatitis akut ini tidak menyebabkan klasterisasi.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, penyebaran hepatitis akut tidak seperti penyakit-penyakit yang mengakibatkan pandemi.

“Kita sudah ngomong dengan CDC Amerika, kita sudah ngomong dengan CDC Inggris, klasterisasi itu tidak terjadi. Itu nomor satu. Jadi ini tidak semenular yang dibayangkan banyak orang,” ujar Menkes saat ditemui di Istana Wakil Presiden, Jakarta, dilansir Republika, Rabu (11/5).

Menkes mengatakan, yang terpenting saat ini adalah mempersiapkan protokol untuk surveilans kasus hepatitis akut di Indonesia. Khususnya, untuk mencegah penambahan maupun penularan kasus hepatitis akut.

Menurutnya, penularan hepatitis akut ini melalui saluran cerna lewat makanan. Karena itu, penting untuk menjaga kebersihan tangan maupun makanan yang akan dimakan.

“Jadi yang penting cuci tangan yang rajin saja sebelum masuk makanannya. Lalu makanannya kalau bisa dimasak dengan baik. Dua itu saja, khususnya untuk anak-anak ya,” katanya.

Selain itu, protokol untuk surveilans yang disiapkan adalah memastikan kapan seseorang harus segera dirujuk ke fasilitas kesehatan. Menurutnya, ciri-ciri hepatitis akut ditandai dengan tingginya kadar SGOT maupun SGPT yang menandai gangguan fungsi hati.

“Kalau sudah di atas 100, karena normalnya 30, itu yg harus benar-benar dirujuk ke faskes. Nah, kalau sudah di atas 500, itu harus dimasukin ke faskes rujukan yg memang sudah kita latih untuk itu,” ujarnya.

Budi Gunadi juga mengatakan, penyebab hepatitis akut masih dicari penyebabnya dan belum tentu disebabkan oleh adenovirus. Sehingga masih dicari apakah penyebabnya dari virus atau karena kombinasi kombinasi kesehatan lingkungan.

Namun demikian, ia memastikan penularannya jauh lebih rendah dibandingkan penyakit lain seperti cacar, kolera bahkan TBC.

“Supaya jangan kemudian terlalu berlebihan juga dan sampai sekarang seperti yang saya bilang tadi, belum terbukti penularannya disebabkan oleh virus, even Inggris, Amerika lagi mencari karena banyak juga yang terkena tidak ada virusnya,” ujarnya.

Pada hari ini, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, mengungkapkan, bahwa sejauh ini tercatat ada 21 kasus dugaan kasus hepatitis akut misterius di DKI Jakarta. Namun demikian, kata dia, pihak Pemprov DKI masih mendalami kasus tersebut secara epidemiologis.

"Iya yang 21 itu di Jakarta semua. Termasuk yang korban meninggal sudah tiga. Kita berharap yang meninggal tidak bertambah lagi," kata Riza kepada awak media di Balai Kota, Rabu.

Menurut dia, Jakarta masih akan menunggu kebijakan dari Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kesehatan. Karena, kasus hepatitis akut misterius itu bukan hanya menjadi masalah Jakarta, melainkan nasional dan global.

"Di Jakarta sendiri kami lewat Dinkes sudah menginstruksikan jajaran, rumah sakit dan puskesmas untuk melaporkan semua perkembangan yang ada.

"Insya Allah kami Pemprov DKI khususnya Dinkes selalu memberikan pelayanan terbaik terhadap kesehatan masyarakat. Alhamdulilah Jakarta termasuk kota yang berusaha sebaik mungkin," imbuhnya.