Pemilu 2024

Seberapa Berharganya Suara Perempuan pada Pemilu 2024? Simak Yuk

Koalisi Perempuan Indonesia dan SPAK Indonesia menggaungkan betapa pentingnya suara perempuan di Pemilu 2024 demi memajukan nasib bangsa.

Koalisi Perempuan Indonesia dan SPAK Indonesia Serukan Suara Perempuan Berharga menuju Pemilu 2024, di Bawaslu, Kamis (18/1/2024). Foto: apahabar/Fikma

apahabar.com, JAKARTA - Koalisi Perempuan Indonesia dan Saya Perempuan Antikorupsi (SPAK Indonesia) menggaungkan betapa pentingnya suara perempuan di Pemilu 2024 demi memajukan nasib bangsa.

Koalisi Perempuan Indonesia dan SPAK menekankan pentingnya kesadaran dan arah politik demokrasi yang berpihak pada kepentingan perempuan, anak, disabilitas dan kelompok marginal lainnya.

Untuk diketahui, data KPU menunjukkan bahwa pemilih perempuan dalam Pemilu 2024 saat ini berjumlah 102,58 juta atau 50 persen dari seluruh jumlah pemilih di Indonesia.

Alhasil, data tersebut menunjukkan bahwa perempuan turut menjadi kunci penting arah politik, demokrasi dan pemerintahan Indonesia ke depan.

"Kami ingin mendorong pemilih perempuan untuk menggunakan hak pilih dan menjadi pemilih yang cerdas yang akan mempengaruhi nasib bangsa lima tahun ke depan," kata Direktur SPAK Indonesia, Maria Kresentia, saat jumpa pers di Media Center Bawaslu, Jakarta, Kamis (18/1).

"Kami juga ingin perempuan tidak hanya dijadikan konsestan dalam politik, tapi turut diperhitungkan dalam arah kebijakan pemerintah," sambung Maria.

Ketua Direktur Saya Perempuan Antikorupsi Indonesia, Maria Kresentia (tengah), di Media Center Bawaslu, Kamis (18/1/2024). Foto: apahabar/Fikma

Hal itu mencakup dalam melibatkan peran perempuan aktif dalam perhitungan suara di TPS hingga pelaporan jika ditemukan kecurangan di dalamnya.

Dalam hal ini, keduanya sepakat menyerukan hal-hal penting dalam mensukseskan pemilihan yang akan diselenggarakan pada 14 Februari 2024 nanti.

Baca Juga: Risiko Merokok pada Perempuan Muda, Awas Serangan Jantung Mematikan!

Dengan mengedepankan beragam aspek, seperti menghindari politik uang, menghargai perbedaan, hingga mempelajari latar belakang para calon wakil rakyat

"Kami ingin pemilih perempuan sadar bahwa calon yang menggunakan politik uang akan sibuk mengembalikan modalnya dan tidak memerhatikan dan mementingkan rakyat," tuturnya.

Lebih lanjut, mereka turut sepakat untuk mengantisipasi melalui latar belakang para calon dengan rekam jejak koruptor dan pelaku kekerasan seksual, untuk tidak diberikan kesempatan dalam maju ke pemerintahan.

"Karena praktek kejahatan yang dilakukan di masa lalu, besar kemungkinan akan terulang kembali," sambungnya.

Baca Juga: Kebijakan Cuti Khusus Perempuan, Bagaimana Implementasinya?

Hal ini disambut baik oleh Rahmat Bagja, Ketua Bawaslu yang menganggap pentingnya kehadiran perempuan dalam TPS, yang mana dapat memberikan proses berjalan aman di Pemilu mendatang.

"Kami mengapresiasi da berharap para perempuan dapat berkontribusi dalam Pemilu 2024 ini, tak hanya sebagai pemilih tapi juga turut serta mengawasi perhitungan suara yang akan berlangsung," tutup Bagja.