Sebagian Wilayah Kalsel Diguyur Hujan Ringan, Diklaim Hasil TMC

Penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) diklaim memperlihatkan hasil positif. Dibuktikan dengan hujan ringan yang mengguyur sejumlah wilayah

Pesawat yang digunakan untuk modifikasi cuaca di langit Kalsel. Foto-BRIN

apahabar.com, BANJARBARU - Penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) diklaim memperlihatkan hasil positif. Dibuktikan dengan hujan ringan yang mengguyur sejumlah wilayah di Kalimantan Selatan.

TMC untuk memantik hujan buatan itu kembali dilakukan Badan Nasional Penanggulang Bencana (BNPB). Bertujuan meredam keganasan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), TMC diaplikasikan selama sepekan sejak 5 September 2023.

Dalam tiga hari terakhir, bahan semai yang digunakan untuk TMC sudah mencapai 3.000 kilogram atau 3 ton.

"Dalam sehari kami menyemaikan garam di awan sebanyak 1 ton," jelas Kasubbid Kesiapsiagaan Badan Penggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel, Ariansyah, Sabtu (7/10).

Setelah dilakukan TMC, sebagian wilayah di Kalsel juga mengalami hujan ringan sejak, Jumat (6/10). Di antaranya Tabalong, Balangan, Hulu Sungai Utara, Banjarbaru, dan Barito Kuala (Batola).

Adapun rute penyemaian garam dilakukan di Banjarbaru, Banjar, Tapin, Hulu Sungai Selatan dan Batola, "Ini merupakan TMC yang ketiga sejak Juli 2023," pungkas Ariansyah.

Terkait upaya memantik hujan buatan, Kalsel masih belum menetapkan status tanggap darurat karhutla.

Sebelumnya penetapan status ini disarankan Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Alue Dohong, ketika menyambangi Kalsel. 

Penyebabnya penetapan status tanggap darurat masih terkendala persyaratan, "Minimal dua kabupaten/kota lebih dulu menetapkan tanggap darurat," tukas Bambang Dedi Mulyadi, Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kalsel.

Diketahui baru Batola yang menetapkan status tanggap darurat mulai 25 September hingga 8 Oktober 2023, "Syarat harus terpenuhi agar Kalsel bisa menaikkan status siaga menjadi tanggap darurat," pungkas Bambang.