Sebagian Daerah Masih Berkabut, Pembelajaran Tatap Muka di Banjarmasin Dievaluasi

Pemkot Banjarmasin kembali memberlakukan pembelajaran tatap muka (PTM). Namun belum lama berlangsung, kebijakan ini mendulang kontra.

Kebijakan belajar tatap muka di Banjarmasin kembali dilakukan, tetapi menuai kontra dari sejumlah pihak.

apahabar.com, BANJARMASIN - Pemkot Banjarmasin kembali memberlakukan pembelajaran tatap muka (PTM). Namun belum lama berlangsung, kebijakan ini mendulang kontra.

Penolakan tersebut disuarakan beberapa sekolah yang berbatasan langsung dengan lawasan kebakaran hutan dalan (karhutla). Salah satunya SDN Mantuil 1.

Diketahui sekolah tersebut berada di ujung Banjarmasin yang berbatasan langsung Banjar.

"Kalau di sekolah lain sudah mendingan, kabut asap di tempat kami justru semakin parah," papar Kepala SDN Mantuil 1, Wahdini Herawati, Senin (9/10). 

"Makanya kami meliburkan kelas V dan VI. Sedangkan kelas lain tetap ke sekolah, karena pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK)," imbuhnya.

Oleh karena kabut asap tidak bisa diprediksi, SDN Mantuil 1 berharap kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) diperpanjang.

"Ditambah lokasi tempat tinggal tenaga pendidik sebagian besar di wilayah kabut seperti di Barito Kuala dan Banjar," tambah Wahdini.

Terkait keinginan tersebut, Pemko Banjarmasin berjanji akan mengevaluasi kembali pembelajaran tatap muka. Sebelumnya keputusan menghentikan PJJ, juga disebabkan kondisi udara yang mulai membaik. 

"Sesuai arahan Wali Kota, kebijakan tersebut akan dievaluasi kalau memang masih terjadi kabut asap," sahut Wakil Wali Kota Banjarmasin, Arifin Noor, Selasa (10/10).

"InsyaAllah PJJ di daerah-daerah pinggiran akan diperpanjang, kalau memang kondisi tidak memungkinkan," tegasnya.