Pabrik Pupuk Nasional

Satu Dekade Mati Suri, Pupuk Iskandar Muda Hidup Kembali

PT Pupuk Indonesia (Persero) berhasil menghidupkan kembali pabrik Pupuk Iskandar Muda (PIM) 1 yang sudah mati selama 1 dekade sejak 2012.

Pupuk Indonesia Hidupkan Kembali Pabrik Pupuk Iskandar Muda Dari Mati Suri Satu Dekade. Foto: PT Pupuk Indonesia (Persero)

apahabar.com, JAKARTA – PT Pupuk Indonesia (Persero) berhasil menghidupkan kembali pabrik Pupuk Iskandar Muda (PIM) 1 yang sudah mati selama 1 dekade sejak 2012.

Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman mengatakan pengoperasian kembali pabrik PIM 1 akan memiliki kapasitas produksi urea terpasang bertambah sekitar 570.000 ton per tahun. Dengan beroperasinya PIM 1, maka turut melengkapi pabrik pupuk PIM 2 yang juga berkapasitas 570.000 ton per tahun.

Dengan demikian, total produksi pupuk Urea pada PIM 1 dan PIM 2 mencapai 1,14 juta ton per tahun. Selain itu, Pupuk Indonesia juga menambah kapasitas produksi pupuk jenis NPK melalui pengoperasian Pabrik NPK PIM yang berkapasitas 500.000 ton per tahun.

Keberadaan pabrik NPK PIM yang baru secara langsung menambah kemampuan negara dalam memenuhi kebutuhan NPK nasional menjadi sekitar 3,7 juta ton dari total kebutuhan yang diperkirakan mencapai 13,5 juta ton per tahun.

"Sebelumnya sebagian besar dipenuhi oleh produsen pupuk swasta dan produk impor," ujarnya.

Baca Juga: Perkuat Ketahanan Pangan, BUMN Dukung Operasional Pabrik Pupuk PT PIM

Bakir menjelaskan bahwa pabrik NPK PIM adalah karya anak bangsa, karena mengadopsi teknologi proses milik PT Petrokimia Gresik yang juga anak usaha Pupuk Indonesia. Produksi NPK dari pabrik dengan nilai investasi sekitar Rp1,7 triliun akan memenuhi kebutuhan wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) dan Aceh.

"Pabrik dengan investasi senilai Rp 1,7 triliun ini akan memproduksi pupuk jenis NPK sekitar 500 ribu ton per tahun," kata Bakir.

Hasil produksi akan memenuhi kebutuhan pupuk wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) dan Aceh. Dengan begitu, kapasitas terpasang pabrik urea PT PIM sekitar 1,14 juta ton ditambah dengan pabrik NPK PIM 500 ribu ton per tahun.

Selain pengoperasian pabrik, Bakir mengungkapkan bahwa Pupuk Indonesia melalui Pupuk Iskandar Muda juga berkontribusi dalam memajukan perekonomian Aceh melalui pengembangan klaster industri hijau atau Green Industry Cluster (GIC) di KEK Arun.

Baca Juga: Atasi Persoalan Pupuk Petani, Jokowi Resmikan Pabrik PT PIM Aceh

"Salah satu upayanya dengan melibatkan PIM sebagai konsorsium BUMN Bersama PT Pertamina, PT Pelindo, dan PT Pembangunan Aceh (PEMA)," terangnya.

Konsorsium ini telah melakukan penandatanganan Head of Agreement (HoA) dengan Penyertaan Modal di PT Patriot Nusantara Aceh selaku Badan Usaha Pembangun dan Pengelola (BUPP) KEK Arun.

Melalui Pupuk Iskandar Muda, Bakir mengungkapkan bahwa Pupuk Indonesia Grup akan mengembangkan hub energi masa depan yaitu blue dan green ammonia, serta biomethane.

Sementara anggota konsorsium lainnya akan mengembangkan KEK sebagai LNG hub untuk mendukung produksi gas yang dihasilkan dari Blok Andaman.

Baca Juga: Ramalan Dirut Pupuk Indonesia Soal Krisis Pangan Dalam Negeri: Awas Pupuk Langka!

“Klaster Industri Hijau ini nantinya  akan berkontribusi dalam pencapaian komitmen net-zero emission pada 2060 atau sesuai Visi Indonesia 2045 mengenai ketahanan energi,” kata Bakir.

Sebelumnya, pabrik PIM 1 yang memproduksi urea sempat berhenti beroperasi akibat tidak mendapat pasokan gas yang cukup terkait berhenti beroperasinya ladang gas Arun.

"Namun demikian, Pupuk Iskandar Muda sudah memperoleh pasokan 1 kargo LNG dengan volume 110.000 m3 dari Bontang dan 5 kargo per tahun dari BP Tangguh," pungkasnya.