Tak Berkategori

Satgas Pangan Bidik Pangkalan Gas ‘Nakal’ di Kalimantan Selatan

apahabar.com, Banjarmasin- Tim Satgas Pangan Kalimantan Selatan bakal menindak tegas sejumlah pangkalan LPG yang menjual tabung…

Ilustrasi antrian LPG. Foto-Net

apahabar.com, Banjarmasin- Tim Satgas Pangan Kalimantan Selatan bakal menindak tegas sejumlah pangkalan LPG yang menjual tabung 'melon' 3 Kg di atas harga rata-rata atau HET.

Dalam catatan media ini, jamak ditemui penggelembungan harga tabung 'melon' 3 Kg mencapai Rp 35 ribu.

Kenaikan terjadi mulai dari Tabalong, Martapura, hingga Banjarmasin, sepekan belakangan ini. Jika mengacu HET: Rp 17.500, terdapat kenaikan harga mencapai dua kali lipat.

“Kalau memang benar informasi kenaikan ini, kita arahakan tim Satgas Pangan akan turun,” ujar Direktur Reskrimsus Kombes Pol Rizal Irawan didampingi Kabid Humas AKBP M Rifa’i kepada apahabar.com, Kamis (27/12/2018) siang.

Rifa’i mengungkapkan, timnya akan segera mengecek kebenaran temuan ini. Apabila nantinya terbukti, maka pihaknya akan menindak tegas.

“Kita akan tindak apabila terbukti menjual di atas harga HET,” tegasnya perwira berpangkat dua melati itu.

Modus kejahatan, ujarnya, persis dengan kejahatan pada BBM, yaitu mengoplos lalu menjual di luar harga pasaran agar mendapatkan keuntungan yang besar.

“Itu biasanya kita temui, apabila terbukti kita siap turun ke lapangan,” pungkasnya.

Adapun harga liquified petroleum gas atau LPG 'melon' ukuran 3 kilogram di beberapa melambung tinggi membuat masyarakat miskin kian menjerit.

Kenaikan LPG subsidi ini membuat keluhan masyarakat semakin menjadi-jadi. Di Kabupaten Banjar, bahkan, tabung gas bersubsidi ini mencapai angka Rp35 ribu per tabungnya.

Mengacu harga eceran tertinggi Rp17.500 di sana, praktis harganya naik mencapai dua kali lipat. Dalam kondisi normal, warga Martapura Kota, Sairi mengatakan, hanya perlu mengeluarkan Rp20-21 ribu tiap tabungnya.

"Pada awal pekan ini saya membeli gas 3 Kg sampai Rp30 ribu. Kami cukup terkejut. Hampir dua kali lipat dari biasanya," ungkapnya, Rabu (26/12) siang.

Baca Juga: Antisipasi Tahun Baru di Kalimantan, Pertamina Siapkan Stok Tambahan

Sebagai warga biasa, dia menilai persoalan harga gas bersubsidi sangat meresahkan. Sebab, LPG 'melon' ukuran 3 Kg merupakan kebutuhan vital bagi setiap warga.

"Dinas Perindustrian, Perdagangan Kabupaten Banjar segera bertindak dan turun ke lapangan. Agar masyarakat tidak selalu menjadi korban. Perlu ada tindakan tegas menertibkan harga gas bersubsidi ini," terangnya.

Sementara, pemilik Pangkalan Anugrah Gas di Jalan Perwira Kelurahan Jawa Martapura Hj Mariatul mengaku, harga LPG 'melon' ukuran 3 Kg di tempatnya masih relatif stabil.

"Untuk harga LPG masih stabil, untuk 3 Kg masih Rp17.500 per tabung," ujarnya.

Sedangkan, untuk LPG 5 Kg harganya Rp75.000 dan 12 Kg Rp160 ribu, "Masih seperti biasa," ujarnya.

Dia menduga, kenaikan tabung LPG 3 Kg terjadi di tingkat pengecer kedua dan ketiga, tak terlepas dari permintaan konsumen yang meningkat.

"Di tempat kami untuk pengambilan LPG harus pakai kartu jadi kami melayani yang mempunyai kartu saja," lalu.

Baca Juga: Dalang Penimbunan BBM di Batola, Polisi Kantongi Tiga Nama

Kabid Perdagangan Disperindag Banjar Ferryansyah membenarkan kenaikan LPG 'melon' ukuran 3 Kg selama pekan terakhir bulan Desember 2018 ini.

"Memang ada lonjakan harga untuk gas subsidi 3 Kg, sampai angka di Rp35 ribu. Ini hampir di semua daerah Kabupaten Banjar, bukan hanya di Martapura saja. Bahkan sampai Sungai Tabuk," jelasnya, Rabu (26/12) sore kepada apahabar.com.

Dia menjelaskan, melambungnya harga ini terjadi pada tingkat eceran. Bukan terjadi di tingkat Pangkalan LPG. Pihaknya sudah mengecek di tingkat Pangkalan di Kabupaten Banjar.

"Harga di Pangkalan masih bisa kami kontrol, tapi untuk tingkat eceran ini kami tidak bisa mengontrol karena tidak terdeteksi. Untuk di pangkalan saat ini, menurut laporan, harga stabil di angka Rp 17.500," jawabnya.

Dia menjelaskan, kemungkinan kenaikan ini karena tingginya permintaan pasar saat akhir tahun. Di Banjar, tidak hanya pemakai rumah tangga saja yang menggunakan, melainkan pelaku usaha UMKM.

"Kami secepatnya akan menyurati Pertamina. Sehingga pasokan dari Pertamina ke Pangkalan di Kabupaten Banjar bisa terpenuhi," ungkapnya.

Disperindag Banjar mencatat ada 385 pangkalan resmi yang beroperasi. Pada tingkat eceran kedua dan ketiga di sana, jumlahnya mencapai angka seribu lebih pengecer.

Baca Juga:Harga 'Si Melon' di Kalimantan Selatan Melambung, Ramai-Ramai Menjerit!

Reporter: Muhammad Robby
Editor: Fariz F