Gempa Cianjur

Satgas Bencana Cianjur Bongkar Penyebab Ratusan Unit RTG Mangkrak

Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Bencana memaparkan temuan mengenai ratusan rumah tahan gempa (RTG) yang mangkrak mencapai ratusan unit. Kondisi tersebut te

Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Bencana sudah terima laporan bangunan RTG yang mangkrak. Foto : apahabar.com/Riski Maulana

apahabar.com, CIANJUR - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Gempa Cianjur memaparkan temuan mengenai ratusan rumah tahan gempa (RTG) yang mangkrak mencapai ratusan unit. Kondisi tersebut terjadi hampir di seluruh desa yang sedang melakukan proses pembangunan.

Komandan Satgas Penanganan Gempa Cianjur, Kolonel Inf Heri Rustanto menerangkan dari total keseluruhan RTG yang mangkrak tersebut, sebagian besar terjadi Desa Talaga, Kecamatan Cugenang. Di desa tersebut sebanyak 27 unit RTG dalam kondisi mangkrak.

"Yang laporan ke kita karena pembangunan mangkrak itu mencapai ratusan dari setiap Desa itu pasti ada saja," ujarnya kepada wartawan, Kamis (12/10). 

Heri mengungkapkan sejumlah penyebab pembangunan RTG di Cianjur mengalami kondisi mangkrak di antaranya administrasi yang tidak valid, ketidakseriusan vendor, termasuk ada yang menggunakan jasa calo.

"Ada juga uangnya yang dibawa kabur intinya banyak sebabnya," ucapnya. 

Baca Juga: Miris! Pembangunan 8 Rumah Tahan Gempa di Cianjur Mangkrak

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Rehab Rekonstruksi (RR) BPBD Cianjur Nurzein menyarankan agar masyarakat yang akan melakukan pembangunan RTG sebaiknya mengonfirmasi terlebih dahulu ke pihak pemerintah desa atau BPBD. 

"Nanti akan kita arahkan supaya warga tidak tertipu oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab, karena sekarang lagi banyak oknum berkeliaran yang akhirnya mereka menjadi pungli," jelasnya. 

Baca Juga: Kekeringan di Tangerang Terus Meluas di 16 Kecamatan

Baca Juga: Atasi Kekeringan, Pemprov Jabar Distribusikan 15 Juta Liter Air Bersih

Menurutnya, masyarakat juga harus berhati-hati dan memilah jangan sampai terayu oleh oknum vendor yang menjanjikan pembangunan cepat selesai atau mendapatkan cashback.

"Iya si oknum itu kan menjanjikan nanti setelah rumahnya jadi ada cashback berupa uang atau barang padahal kan itu menggunakan uang masyarakatnya juga seolah-olah dibodohi," pungkasnya.