Pemkab Tanah Bumbu

Sambut Nyepi, Bersuci Melalui Melasti di Pantai Madani

Upacara Melasti merupakan salah satu cara penyucian diri bagi umat Hindu. Harapannya, dengan Melasti, umat Hindu…

Upacara Melasti di Pantai Madani, Kabupaten Tanah Bumbu. Foto-istimewa

Upacara Melasti merupakan salah satu cara penyucian diri bagi umat Hindu. Harapannya, dengan Melasti, umat Hindu sudah dalam keadaan “bersih” saat memperingati Hari Raya Nyepi, 7 Maret nanti.

Puja Mandela, BATULICIN

Senin, 4 Februari 2019, upacara adat itu dilaksanakan di Pantai Madani, Kecamatan Sungai Loban, Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu). Upacara ini dihadiri sedikitnya 7.500 umat Hindu di Kalimantan Selatan.

Uniknya, upacara tersebut tidak hanya dihadiri oleh umat Hindu, tetapi juga dari beberapa komunitas masyarakat di luar agama Hindu. Satu bukti, nilai toleransi dijunjung tinggi di sini.

Salah satu tokoh agama Hindu, I Ketut Aman, mengatakan esensi Melasti adalah untuk membuang energi negatif ke laut atau juga dikenal dengan istilah “nganyudang malaning gumi ngamet tirta amerta”.

Dalam kepercayaan Hindu, sumber air seperti laut dianggap sebagai asal tirta amerta atau air kehidupan.

Setelah energi negatif dibuang, ada keyakinan dalam agama Hindu bahwa energi positif akan hadir di dalam tubuh untuk menyambut Tahun Baru Saka 1941 atau peringatan Hari Raya Nyepi. Tahun ini Hari Raya Nyepi jatuh pada Kamis (7/3) hingga Jumat (8/3).

Melasti merupakan salah satu rangkaian prosesi keagamaan Hari Raya Nyepi. Sementara rangkaian lainnya adalah tawur kesangan, nyepi, lalu dharma santi yang merupakan bagian penting kepercayaan ajaran Hindu.

Ia menjelaskan, dalam ritual nyepi, setiap umat diharuskan melakukan empat pantangan atau catur bratha. Pertama tidak berapi-api atau tidak menyalakan api dalam bentuk fisik.

Kedua, dalam bentuk rohani yaitu tidak marah dengan selalu mengendalikan emosi. Kemudian, tidak menghibur diri, dan tidak melakukan pekerjaan fisik. Namun, pekerjaan rohani tetap dilakukan seperti meditasi. Terakhir, melakukan tapa brata.

Ketua PHDI Prov Kal-sel, I Ketut Artika, mengatakan, upacara Melasti merupakan ajang silaturrahmi bagi umat Hindu.

Ia mengatakan uacara Melasti yang merupakan kegiatan religius berbalut seni budaya Nusantara tak hanya diikuti masyarakat Hindu, tetapi juga diikuti oleh masyarakat adat budaya lainya yang ada di Kalsel, di antaranya masyarakat Dayak, Jawa dan Lombok.

Kegiatan Melasti sebagai khasanah Nusantara yang ada di Kabupaten Tanbu mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah.

Mewakili Bupati Tanbu, Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra, Sartono, menyebut upacara Melasti perlu didukung agar bisa terlaksana dengan baik.

"Ini merupakan salah satu khasanah budaya yang harus kita dukung bersama. Sebab kegiatan ini juga akan turut mengangkat nama kabupaten kita," sebutnya.

Baca Juga:PMI Dapat Hibah Rp1 Miliar, Ini Harapan Sekda

Editor: Ahmad Zainal Muttaqin