Kalsel

Salut! Belakangan Ini, Warga Banjarmasin Antusias Donor Darah

apahabar.com, BANJARMASIN – Antusias warga Kota Banjarmasin dalam mendonorkan darahnya terbukti nyata. Selama dua hari belakangan…

Ilustrasi donor darah. Foto: pmi.or.id

apahabar.com, BANJARMASIN – Antusias warga Kota Banjarmasin dalam mendonorkan darahnya terbukti nyata.

Selama dua hari belakangan ini, bingkisan yang disediakan Unit Donor Darah (UDD) PMI Banjarmasin mampu mendatangkan 389 pendonor. Mereka mendonorkan darah dalam momen Hari Donor Darah Sedunia.

Kepala UDD PMI Kota Banjarmasin, dr Aulia Ramadhan Supit menjelaskan, bahwa pihaknya mampu mendistribusikan ratusan kantong darah ke sejumlah rumah sakit (RS) di Banjarmasin, selama beberapa hari ke depan.

“Ya, stoknya cukup untuk satu atau dua hari ke depan,” ujarnya, Minggu (19/6).

Rama mengatakan bahwa metode dengan memberikan bantuan sembako kepada pendonor memang sudah sering dilakukan pihaknya.

Namun, metode tersebut tak bisa terus-terusan dilakukan lantaran ketersediaan sembako juga bergantung bantuan para donatur.

Sehingga, ia pun berharap ke depannya ada donatur yang bisa kembali membantu menyediakan sembako.

“Kami akui UDD PMI sendiri tidak memiliki budget untuk pengadaan sembako. Budget yang ada hanya bisa untuk biaya pengolahan darah dan gaji pegawai,” ungkapnya.

Selain itu, dr Rama juga menerangkan bahwa sejak berdiri, UDD PMI Kota Banjarmasin belum pernah disubsidi oleh pemerintah daerah.

Hal ini menurutnya berbeda dengan UDD PMI di daerah lain, yang tiap tahun mendapatkan subsidi dari pemerintah daerahnya. Meskipun, subsidi yang diberikan bukan dalam bentuk pendanaan.

“Tapi dalam bentuk barang. Misalnya pembelian kantong darah, pembelian pemeriksaan reagen untuk pengolahan darah. Jadi UDD PMI tinggal menerima alatnya,” jelasnya.

Andai UDD PMI Kota Banjarmasin disubsidi pemerintah daerah, dr Rama meyakini bahwa setidaknya itu bisa membantu kesejahteraan UDD PMI Kota Banjarmasin.

Sehingga budget yang biasa dialokasikan untuk biaya pengolahan darah, akhirnya juga bisa dialokasikan untuk penyediaan sembako atau souvenir bagi para pendonor.

“Kalau tidak pernah dibantu oleh pemerintah daerah, ya akan terus kesulitan,” tambahnya.