Kalsel

Salurkan Bansos Busuk, Kades Belandean Muara Batola Kena Gugat

apahabar.com, MARABAHAN – Akibat keterlambatan distribusi bantuan sosial bahan pokok, Kepala Desa Belandean Muara, Muhammad Fadillah,…

Oleh Syarif
Warga Belandean Muara memilah telur-telur yang masih mungkin dikonsumsi, setelah nyaris sebulan disimpan. Foto-Istimewa

apahabar.com, MARABAHAN – Akibat keterlambatan distribusi bantuan sosial bahan pokok, Kepala Desa Belandean Muara, Muhammad Fadillah, digugat warga.

Ikhwal gugatan tersebut adalah bantuan tahap ketujuh dari Pemkab Barito Kuala yang seharusnya disalurkan Oktober 2020.

Namun bantuan baru didistribusikan kepada warga, Senin (7/12), atau berbarengan dengan bantuan sosial tahap kedelapan.

Akibatnya beras dan telur yang menjadi bagian paket bahan pokok, tidak lagi bisa dikonsumsi akibat sudah membusuk.

Tak ayal masyarakat menganggap Fadillah lalai, karena tak segera mengambil bantuan yang didrop Dinas Sosial Batola di Kantor Kecamatan Alalak.

Sementara Fadillah beralasan kedatangan paket bantuan tidak serentak. Beras lebih dulu datang, disusul telur dan gula sekitar sepekan berselang.

Lantas untuk efesiensi pengangkutan ke Belandean Muara, Fadillah lebih memilih menunggu kedatangan paket lengkap.

“Kemudian melalui WhatsApp Group seluruh kepala desa di Alalak, dikabarkan bahwa terdapat beras dan telur yang rusak. Saya pun memilih menunggu dengan harapan bahan yang rusak segera diganti,” papar Fadillah.

“Dari Desa Pulau Sugara, misalnya. Mereka melaporkan kerusakan 37 paket. Untuk Desa Belandean Muara, kerusakan beras hampir 50 persen dan telur 70 persen,” tambah kepala desa termuda di Batola ini.

Oleh karena tidak mungkin membagikan bahan pokok yang sudah rusak, Fadillah sama sekali tidak mengambil bantuan ketujuh.

“Sembari menunggu kejelasan pergantian, lebih baik semua bantuan disimpan di Kantor Kecamatan Alalak, baru kemudian didistribusikan kepada masyarakat,” beber Fadillah.

Camat Alalak, Muhammad Sya’rawi, mengonfirmasi bahwa paket beras sebanyak 693 memang datang sekitar 15 hari lebih cepat sebelum telur dan beras.

“Memang ketika dibagikan 3 November 2020 serentak kepada semua desa, sebagian beras rusak. Tapi bantuan tetap disalurkan dan kerusakan sudah diganti. Kebetulan Belandean Muara tidak mengambil,” jelas Sya’rawi.

“Bertepatan dengan jadwal pembagian, akses ke Belandean Muara terputus akibat perbaikan jembatan di Sungai Pitung. Namun itu bisa saja disiasati dengan pengangkutan melalui sungai,” tambahnya.

Setelah tidak diambil sesuai jadwal, pihak kecamatan mengklaim sudah beberapa kali memberitahukan agar paket segera diambil, termasuk kepada perangkat desa lain dan BPD Belandean Muara.

“Akhirnya warga mulai menuntut dibawakan paket bantuan tahap ketujuh bersamaan dengan bantuan tahap selanjutnya,” ungkap Sya’rawi.

“Untuk menyelesaikan situasi, kami segera ke Belandean Muara bersama Dinas Sosial. Diharapkan diperoleh titik temu,” tegasnya.

Di sisi lain, Kepala Dinas Sosial Batola, Fuad Syech, juga memastikan bantuan sosial yang dikirimkan merupakan bahan-bahan baru.

“Kami segera berkoordinasi dengan Kecamatan Alalak dan Desa Belandean Muara, terkait situasi yang berkembang,” papar Fuad.

“Insyaallah semua bahan bantuan baru. Tapi kalau lama tidak dikonsumsi dan tak ditaruh di lemari pendingin, bahan seperti telur tentu saja cepat rusak,” tandasnya.