Angin Kencang Jelambar

Saksi Korban Angin Kencang Jelambar: Sempat Tahan Dinding Rumah sebelum Runtuh

Angin kencang membuat rumah kontrakan berbahan triplek dan kayu beterbangan di udara.

Kondisi rumah Robby yang runtuh akibat angin kencang. Foto: apahabar.com/Thomas

apahabar. Com, JAKARTA - Hujan disertai angin kencang membuat  22 rumah di Jelambar Baru, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, rusak parah. Saat kejadian bagian rumah beterbangan.

Robby, salah satu korban mengungkapkan angin kencang saat hujan, Sabtu sore (26/11), membuat beberapa bagian rumah yang terbuat dari triplek dan kayu itu, ikut terbang.

"Angin kencang sekali. Saya lihat dari jendela seperti angin berputar, kemudian saat buka pintu depan, disini sudah terbang semua," ucapnya kepada apahabar saat ditemui di Jalan Jelambar Baru, Jakarta Barat, Sabtu malam (26/11)

Baca Juga: Pohon Tumbang Robohkan 16 Rumah Kontrakan di Jelambar

Rumah Robby sendiri berada di deretan keempat lokasi kontrakat itu. Ia sempat menyaksikan ketika angin kencang menyapu rumah deretan pertama sampai ketiga.

"Iya puing-puing rumah sebelah sudah pada terbang," tambahnya.

Robby bersama istrinya sempat tertimpa dinding rumah. Beruntung rumah berbahan kayu dan triplek, sehingga mereka hanya cidera ringan dan masih bisa selamat.

"Pas dinding mau rubuh saya tahankan. Coba yang rubuh itu genteng, kami sudah mati berdua," pungkasnya.

Baca Juga: Saksi Aditya Cahya Sebut Masih Menemukan Bukti Rekaman di Rumah TKP Duren Tiga

Beruntungnya ia dan istri masih sempat menyelamatkan barang berharga. Sementara sebagian besar perabotan rumah lainnya masih berada di dalam runtuhan rumah.

"Barang berharga seperti surat itu yang saya amankan dulu. Kalau barang elektronik belum bisa," tuturnya.

Tidak hanya barang elektronik, Robby yang membuka usaha warung dirumahnya juga harus kehilangan barang dagangannya yang ikut tertimbun reruntuhan dinding triplek.

"Kami kan buka warung di depan rumah, sekarang barang dagangan masih di dalam," tukasnya.

Akibat dari kejadian ini, ia bersama sang istri terpaksa harus mengungsi dengan menyewa sebuah rumah kontrakan di dekat lokasi kejadian.

"Sementara Saya ngontrak di belakang, sambil mikir gimana solusi setelahnya," tutupnya.