News

Sah! Jokowi Lantik Zulhas dan Hadi Tjahjanto Jadi Menteri

apahabar.com, BANJARMASIN – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mereshuffle kabinetnya dengan melantik dua menteri baru di Istana…

Presiden Joko Widodo. Foto-Istimewa

apahabar.com, BANJARMASIN – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mereshuffle kabinetnya dengan melantik dua menteri baru di Istana Jakarta, Rabu (15/6).

Yakni, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) dan Menteri Perdagangan (Mendag).

Mantan Pangliman TNI Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto bakal menggantikan Sofyan Djalil sebagai Menteri ATR/BPN.

Sementara Ketua Umum Partai Amanat Nasional, Zulkifli Hasan (Zulhas) bakal menggantikan Mendag Muhammad Lutfi.

Selain itu, Jokowi juga melantik tiga wakil menteri.Antara lain Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Wamen PUPR) John Wempi Wetipo kini jadi Wakil Menteri Dalam Negeri.

Afriansyah Noor Wakil Menteri Ketenagakerjaan, dan Raja Juli Antoni Wakil Menteri ATR/Wakil Kepala BPN.

“Bahwa saya akan setia kepada UUD RI Tahun 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya, demi bakti saya kepada bangsa dan negara. Bahwa saya, dalam menjalankan tugas dan jabatan akan menjunjung tinggi etika jabatan, bekerja dengan sebaik-baiknya dengan penuh rasa tanggungjawab,” kata mereka yang dilantik mengiringi sumpah janji dibacakan Jokowi ditilik dari kanal youtube Sekretariat Negara, Rabu.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin mengingatkan kalau reshuffle kabinet harus dilakukan berdasarkan kinerja, bukan politis.

Kalaupun ada ukuran politis, semisal ingin memasukkan kader PAN, maka yang harus diganti adalah menteri dengan kinerja yang buruk.

“Nah standar dari reshuffle adalah kinerja. Jadi siapapun yang kinerjanya tidak bagus, tidak perform, maka harus di-reshuffle,” ujar Ujang.

Kendati demikian, dia mengingatkan kalau menteri adalah jabatan politis.

Banyak hal yang dipertimbangkan dalam reshuffle kabinet, termasuk persoalan politik itu sendiri.

Menurutnya kalau politis, (menteri dari partai politik) yang kinerjanya buruk pasti akan aman. Karena kalau terkait parpol terkait komitmen sejak awal berkoalisi.

“Satu partai dapat 3-4 menteri itu komitmen dari awal berkoalisi. Kalau diganti pun, akan diganti dengan orang dari partai yang sama. Yang rawan itu dari profesional atau nonparpol,” kata Ujang.

Bocoran Reshuffle Kabinet Jokowi Hari Ini, Siapa Jadi Menteri?