Usaha Kerajinan

Sabila Craft Usaha Kerajinan Magelang, Olah Kerang Jadi Buah Tangan

Joko menekuni usaha kerajinan kerang Sabila Craft di Magelang. Buah tangannya tak hanya dibeli pelancong, tapi sudah mendunia.

Pengrajin yang sedang mengeringkan bahan kerajinan kerang laminasi Sabilla Craft (Apahabar.com/Arimbihp)

apahabar.com, MAGELANG  - Joko menekuni usaha kerajinan kerang Sabila Craft di Magelang. Buah tangannya tak hanya dibeli pelancong, tapi sudah mendunia.

Deretan aksesoris berkilau berjajar cantik di pekarangan rumah. Hiasan tersebut terasa masih hangat saat disentuh, seperti baru digosok dan dipajang oleh pembuatnya.

Keindahan kerajinan berbahan kerang Sabila Craft besutan Prajoko berkelas dan sudah teruji. Joko berhasil membawa karyanya hingga diekspor ke mancanegara.

Joko yang sebelumnya bekerja sebagai karyawan percetakan di Bali memilih merintis usaha kerajinan kerang Sabila Craft sejak 1997.

"Waktu itu krisis moneter, ekonomi Indonesia sedang merosot, tetapi Bali kala itu memberi harapan, karena itulah memilih membuat kerajinan yang laku di sana," kata Joko saat ditemui apahabar.com, Senin (31/7).

Baca Juga: Menyusuri Jejak Gereja Bersejarah Zending di Magelang

Ayah empat orang anak itu memilih kerang srimping sebagai bahan dasar untuk  membuat aneka barang kerajinan mulai dari alas gelas, piring, mangkok, cermin hingga guci yang bernilai tinggi.

Kerajinan kerang laminasi Sabilla Craft (Apahabar.com/Arimbihp)

Perjalanan Joko merintis Sabila Craft terus mengalami pasang surut, ia pun sempat berpindah-pindah kota sebelum akhirnya kembali ke tanah kelahirannya di Trunan, Kota Magelang.

Seiring berjalannya waktu, Jokopun mampu merekrut belasan karyawan pada 2002 untuk membantu membuat kerajinan kerang laminasi tersebut. Rumahnya di Ketepeng Raya, Tidar, Magelang, sempat menjadi mes karyawan.

"Dulu sempat kontrak dekat sini, dari belasan hingga sampai punya 40 karyawan, rumah tinggal saya jadikan mes untuk menginap mereka," tuturnya.

Namun, perjalanan tak selamanya mulus, Sabila Craft juga sempat surut dan putus kontrak dengan client di Jogja yang menjadi pembeli utamanya.

"Karena itu juga kami sempat mengurangi karyawan besar-besaran, saya sendiri memutuskan untuk struggle dengan mencoba mencari jalan untuk ekspor sendiri tanpa pihak ketiga," ujarnya.

Baca Juga: Menengok Produksi Gula Kelapa Khas Borobudur di Magelang

Pengalaman pahit manis itulah yang membuat Joko terus belajar dengan mengikuti berbagai pameran serta pelatihan untuk mencari jalan agar bisa melakukan ekspor sendiri.

Sebab, Joko percaya, kerajinan kerang laminasi memiliki pasar eksklusif dan diminati mancanegara.

Perjuangan Jokopun berbuah manis, berkat kegigihannya belajar dan mengikuti berbagai pameran internasional seperti Inacraft, ia kini mampu menembus pasar luar negeri, mulai dari Singapura, hingga Amerika.

"Terbesar pada 2022, Sabila Craft mengekspor 1 kontainer kerajinan kerang ke Miami, Florida, Amerika Serikat senilai US$ 32.345 atau Rp500 juta, langsung ke buyyer," ujarnya.

Meski telah sukses menembus pasar mancanegara, Joko mengaku tak cepat puas, ia masih terus mengikuti beragam pameran dengan skala yang berbeda.

"Mulai dari pameran di kelurahan sampai berskala internasional saya usahakan ikut, di berbagai daerah di Indonesia juga, terdekat di Semarang," tuturnya.

Kerajinan kerang laminasi besutan Joko dijual dengan harga variatif, mulai dari Rp15.000 hingga jutaan rupiah.

"Tergantung kerumitan dan ukuran, kebanyakan pembeli biasanya custom atau request model," kata dia.

Saat ditanya berapa omzet yang ia dapatkan dari limbah kulit kerang ini, ia mengaku mampu meraup puluhan juta rupiah per bulan. 

"Sekitar 15 hingga 20  juta rupiah perbulan, bahkan dulu pernah sampai 50 juta rupiah," sebut Joko.

Joko berharap, ke depan, Sabila Craft bisa semakin menembus pasar ekspor dengan membawa nama Indonesia.