harga batu bara

Rusia-Ukraina dan China Bikin Harga Batu Bara Membara

Analis Ekonomi Energi UGM Fahmy Radhi menyoroti harga batu bara yang sempat membara. Kata dia, imbas konflik Rusia-Ukraina dan peran vital China.

Ilustrasi tambang batu bara. Foto via bisnis.com

apahabar.com, JAKARTA - Analis Ekonomi Energi UGM Fahmy Radhi menyoroti harga batu bara yang sempat membara. Kata dia, imbas konflik Rusia-Ukraina dan peran vital China.

"Jadi selama perang Rusia dan Ukraina harga batu bara sangat fluktuatif. Kadang tinggi sekali, kadang jatuh," kata Fahmy kepada apahabar.com, Kamis (24/8).

Saat ada lonjakan, kata dia, lantaran permintaan pasokan batu bara dari Eropa meningkat pesat. Sebagai sumber energi pengganti yang biasa dipasok Rusia berupa gas.

Baca Juga: DHE Indonesia 2022 Capai USD262 Miliar, Terbesar dari Batu Bara

Karena itu, tak heran batu bara kerap kali mengalami lonjakan. Namun di lain sisi, China juga punya peran vital dalam memainkan harga.

Kata Fahmy, negara tirai Bambu itu merupakan pemasok batu bara paling besar di dunia. Sekaligus konsumen terbesar.

Pelemahan harga batu bara, lanjutnya, dipicu oleh tingginya stok Negeri Panda.  "Kalau harga turun, berarti khususnya permintaan dari China itu mengalami penurunan," jelasnya.

"Sehingga harganya turun, agar tidak memberatkan China sebagai konsumen terbesar," tegas Fahmy.

Baca Juga: Harga Batu Bara Naik, Analis Energi UGM: Lama-Lama Juga Turun

Sebagai informasi. Harga batu bara kontrak September sempat membara. Bahkan menguat selama 12 hari perdagangan beruntun.

Hal itu memecahkan rekor terbanyak sejak 12 tahun lalu. Tepatnya Desember 2010. 

Melansir Refinitiv, harga batu bara ICE Newcastle kontrak September ditutup di posisi USD164,75per ton pada Selasa (22/8). Sehari berselang, posisi USD159,25 per ton atau turun 3,34 persen.