Rupiah Lesu Meski Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,17 Persen

Nilai tukar rupiah bertengger di Rp15.185 per dolar Amerika Serikat, Senin (7/8) sore. Mata uang Garuda melemah 15 poin atau 0,10 persen dari perdagangan sebelu

Mata uang rupiah melemah 15 poin atau 0,10 persen dari perdagangan sebelumnya, Senin (7/8). Foto: CNBC

apahabar.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah bertengger di Rp15.185 per dolar Amerika Serikat, Senin (7/8) sore. Mata uang Garuda melemah 15 poin atau 0,10 persen dari perdagangan sebelumnya.

Kemudian kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), menempatkan rupiah di posisi Rp15.178 per dolar AS.

Sementara mata uang di Asia bervariasi. Yen Jepang melemah 0,08 persen, baht Thailand melemah 0,27 persen, peso Filipina melemah 0,47 persen, yuan China melemah 0,28 persen, dan dolar Singapura melemah 0,08 persen.

Sedangkan won Korea Selatan menguat 0,28 persen, dan dolar Hong Kong menguat 0,06 persen dalam penutupan perdagangan.

Hal serupa terjadi dengan mata uang utama negara. Tercatat euro Eropa melemah 0,15 persen, poundsterling Inggris melemah 0,15 persen, dan franc Swiss melemah 0,22 persen.

Sebaliknya dolar Australia menguat 0,04 persen, demikian pula dolar Kanada sebesar 0,01 persen.

Analis Pasar Uang, Lukman Leong, menyebut rupiah mendapatkan tekanan dari rebound dolar yang terjadi akibat antisipasi investor terhadap data inflasi Amerika Serikat.

"Pelemahan juga menyusul data cadangan devisa Indonesia yang hanya sedikit meningkat ke 137,7 miliar dolar atau di bawah perkiraan 140 miliar dolar," papar Lukman seperti dilansir CNN.

"Sejatinya rupiah mendapatkan angin segar dari data Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang tumbuh 5,15 di kuartal II 2023. Namun data ini belum cukup kuat menerbangkan rupiah," pungkasnya.