RSUD Kapuas Gelar Penyuluhan TBC Anak

Memperingati Hari Tuberculosis (TBC) Sedunia 2023, RSUD dr H Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas, Kalteng melaksanakan penyuluhan TBC anak serentak seluruh

RSUD dr H Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas menggelar penyuluhan kesehatan tentang TBC pada anak. Foto: Pemkab Kapuas

apahabar.com, KUALA KAPUAS - Memperingati Hari Tuberculosis (TBC) Sedunia 2023, RSUD dr H Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas, Kalteng melaksanakan penyuluhan TBC anak serentak seluruh Indonesia.

Direktur RSUD Kapuas dr Agus Waluyo, mengatakan penyuluhan TBC anak dilaksanakan pihaknya sejak Jumat (24/3) di ruang tunggu poliklinik rawat jalan rumah sakit setempat.

Kegiatan ini merupakan kontribusi dari RSUD Kapuas ikut serta dalam memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya di Kabupaten Kapuas tentang penanganan penyakit TBC.

"Selain itu kegiatan ini juga merupakan upaya pencapaian rekor MURI dalam 1000 fasilitas kesehatan memberikan penyuluhan kesehatan serempak bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) seluruh Indonesia," kata dr Agus, Senin (27/3).

Sementara itu dr Dewi selaku pemberi materi, menjelaskan bahwa tuberkulosis atau TB adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri mycobacterium tuberculosis.

Bakteri tersebut dapat masuk ke dalam paru-paru dan mengakibatkan pengidapnya mengalami sesak napas disertai batuk kronis.

Penyakit ini sering disebut dengan flek yang merupakan penyakit yang menular dan bukan penyakit keturunan," beber dr Dewi.

Djelaskannya pula, ciri-ciri TB paru yang menginfeksi seseorang pada awalnya memunculkan gejala utama antara lain, sesak nafas, batuk berlangsung lama hingga lebih dari 3 minggu, batuk berdarah, dan dada terasa nyeri.

Adapun gejala yang biasanya muncul, di antaranya adalah demam, menggigil, mudah merasa lelah, berat badan turun drastis, nafsu makan menghilang, dan berkeringat di malam hari.

“Cara penularan TBC melalui percikan renik atau droplets yang keluar ketika penderita batuk, bersin, tertawa dan bernyanyi. Berdasarkan data penderita TBC dapat menularkan kurang lebih 10-15 orang disekelilingnya setiap tahun,” pungkas dr Dewi.