Setelah Ronaldo, Messi Akan Berlabuh ke Saudi Arabia

Ronaldo baru saja menyepakati kontrak bergabung dengan Al Nassr dan memecahkan rekor sebagai pemain dengan bayaran termahal sepanjang sejarah di era modern.

Ronaldo dan Messi, dua pesepakbola terbaik abad ini

apahabar.com, JAKARTA -Ronaldo baru saja menyepakati kontrak untuk bergabung dengan Al Nassr dan memecahkan rekor sebagai pemain dengan bayaran termahal sepanjang sejarah. Di awal Januari, Lionel Messi pun akan menandatangani kesepakatan dengan pemerintah Saudi Arabia.

Dua pesepakbola terbesar sepanjang sejarah itu akan bertemu di Saudi Arabia.

The New York Times, (30/12/2022) menurunkan esai dari Victor Mather mengenai Ronaldo yang dibandingkan dengan pemain legendaris Pele. Jika Pele menutup kariernya di Amerika Serikat dengan bayaran fantastis di masanya, maka Ronaldo akan menutup karier gemilangnya di Saudi Arabia.

Baca Juga: Al-Nassr Berambisi Satukan Kembali Cristiano Ronaldo dan Sergio Ramos

Media itu menyatarakan Ronaldo dengan Lionel Messi. Keduanya pemain terhebat di generasinya. Ronaldo telah memenangkan lima gelar Ballon d'Or, trofi pemain terbaik dunia. Hanya Messi yang menang lebih banyak.

Kemenangan Messi dengan Argentina di Piala Dunia di Qatar tampaknya memperkuat posisinya di benak banyak penggemar. Messi adalah nomor satu, sedangkan Ronaldo nomor dua.

Ronaldo unggul dalam mencetak gol untuk tim-tim top Eropa, termasuk Sporting Lisbon, Manchester United, Real Madrid dan Juventus. Namun, kehadirannya di Manchester United musim ini tidak memuaskan.

Dia pergi dengan kesepakatan bersama pada November setelah merumput lebih satu musim. Dia berselisih dengan pelatih karena kurang bermain, serta dia menunjukkan keengganan untuk lebih menekan pertahanan lawan.

Begitu terkenalnya, bahkan ketika berada di bangku cadangan dia cenderung menjadi berita utama daripada pemain United yang membuat operan dan mencetak gol.

Ronaldo paham benar tentang bagaimana memonetasi kariernya yang gemilang. Dia tahu kalau klub-klub Eropa enggan untuk meminangnya karena gaji yang terlalu besar. Dia tetap berada di level atas dalam hal pendapatan.

Lionel Messi

The New York Times tak hanya membahas Ronaldo. Media itu juga menyinggung Lionel Messi. Di awal Januari 2023, Messi akan menandatangani kesepakatan dengan pemerintah Saudi untuk menjadi duta pariwisata kerajaan.

Menyusul tetangganya Qatar, Arab Saudi ingin menjadi tuan rumah Piala Dunia 2030. Dengan memiliki Ronaldo, lalu Messi,  Saudi Arabia ingin memperlihatkan ambisi besarnya di bidang olahraga dan hiburan, sebagaimana telah kompetisi golf.

Di negara yang mempermalukan Argentina di Piala Dunia 2022 itu, Messi akan diangkat sebagai Duta Pariwisata Kerajaan. Pemerintah Saudi Arabia berencana untuk ikut tender tuan rumah Piala Dunia 2030.  

Messi akan dikontrak sebesar 25 juta pounsterling atau sekitar 470 miliar rupiah. Tugasnya adalah menjadi duta yang mempromosikan kesiapan negara Arab itu untuk menggelar event sebesar Piala Dunia.

Baca Juga: Dulu Gereja Maradona, Kini Gereja Messi di Argentina

Di Timur Tengah, uang bukanlah kendala. Sejak beberapa tahun lalu, para konglomerat Timur Tengah telah berekspansi membeli klub-klub terkenal.

Lihat saja jersey klub-klub besar, mulai Real Madrid, PSG, Arsenal hingga AC Milan, selalu ada logo Fly Emirates yang dimiliki pemerintah Uni Emirate Arab, yang CEO-nya adalah Ahmed bin Saeed Al Maktoum

Keberhasilan Qatar menggelar Piala Dunia menjadi inspirasi bagi negara Arab lainnya. Apalagi, Qatar dilaporkan membuat pedoman tentang penggunaan soft power dari olahraga untuk meningkatkan branding satu negara.

The Guardian melaporkan, bagi pihak Saudi Arabia, menjadi tuan rumah Piala Dunia 2030 dapat menawarkan rehabilitasi di panggung dunia, khususnya bagi putra mahkota Mohammed bin Salman.

Banyak kalangan menilai menggelar turnamen olahraga menjadi “sportwashing” bagi Saudi untuk membersihkan citranya di panggung dunia.

Mohammed bin Salman awalnya dipuji sebagai seorang reformis yang memimpin kerajaan menuju modernitas. Hingga munculnya tuduhan terlibat dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi membuatnya menjadi paria.

Di sisi lain, Saudi banyak disebut dalam pengeboman di Yaman, pembatasan hak-hak perempuan dan penggunaan hukuman mati kian merusak reputasi internasionalnya. Baru-baru ini, keputusan Saudi untuk menentang tekanan Amerika pada produksi minyak telah merusak hubungan kedua negara.

The Guardian mencatat, Mohammed bin Salman ingin turnamen tersebut membantu meyakinkan dunia bahwa dia memiliki rencana untuk menyapih negara penghasil minyak terbesar kedua dari ketergantungannya pada petro dollar.

Melalui rencana modernisasi Vision 2030 miliknya, dia ingin membawa Saudi ke era baru yang menjadi sorotan di dunia internasional.

Rencana itu telah dibangun perlahan-lahan. Saudi membuat event olahraga terbesar, mulai dari tinju hingga golf. Di tahun 2019, ada turnamen LIV Golf, turnamen yang didanai oleh Dana Investasi Publik (PIF), dana kekayaan negara Saudi.

Selain itu, ada pula pertandingan tinju kelas berat antara Anthony Joshua dengan Oleksandr Usyk di Abdullah Sports City Arena, Jeddah. Pertandingan ini dihadiri oleh Mohammed bin Salman bersama presiden FIFA Gianni Infantino, yang sering terlihat bersama-sama, sebagaimana tampak di pembukaan Piala Dunia Qatar.

Aramco, raksasa minyak yang sebagian besar dimiliki oleh keluarga kerajaan Saudi dan mesin perekonomian negara, dikabarkan lebih sering menjadi sponsor turnamen olahraga, termasuk Piala Dunia.

Jalan negara-negara Timur Tengah untuk mencengkeram dunia olahraga kian terbuka lebar. Negara-negara ini siap menggelontorkan dana untuk membiayai turnamen. Termasuk mengumpulkan banyak pemain berbakat di seluruh dunia.

Dengan memboyong Ronaldo lalu Messi ke Timur Tengah, maka sorotan publik seluruh dunia akan terus tertuju ke kawasan ini. Perlahan brand dan citra sebagai negara yang ramah akan kian menguat, dan menggeser semua kekhawatiran negara-negara Eropa pada kawasan ini.

Dengan uang, Anda bisa membeli segalanya. Dengan uang pula, Anda bisa membersihkan masa lalu, juga membeli masa depan.